Saturday, January 8, 2022

Risalah Mu'tamar Sadis

 Segala puji bagi Allah yang telah memberi hidayah kepada kita, dan tidaklah kita berada di jalan yang benar kalau saja Allah tidak memberikan hidayah-Nya kepada kita.

 

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw., imam para mujahidin, keluarga, sahabat, dan orang-orang yang berjihad di jalan dakwah hingga hari Kiamat.

 

SIAPAKAH IKHWANUL MUSLIMIN

 

Wahai Ikhwanul Muslimin….!

 

Setelah dua tahun sejak muktamar yang berlangsung di Dar Ali Lutfillah (pada tanggal 13 Dzulhijjah 1457 H), dunia telah menyaksikan berbagai peristiwa dan keadaan yang memprihatinkan. Belakangan gudang mesiu meledak dan bumi disulut api peperangan, padahal manusia menyangka mereka telah tinggal di bumi yang aman tenteram.

 

Wahai ikhwan…

 

Kali ini kalian berkumpul untuk mengevaluasi lembaran-lembaran kerja, untuk mengetahui sampai di mana perjalanan manhaj dakwah kita dan sekaligus menyampaikannya, baik pada diri kita maupun orang lain. Mudah-mudahan hal itu merupakan pelita dan peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.

 

Wahai ikhwan al-mujahidin dari seluruh penjuru Mesir yang malam ini berkumpul di tempat ini…

 

Saya ingin kalian benar-benar memahami di manakah kedudukan kalian di tengah-tengah penduduk bumi di zaman ini? Di manakah posisi dakwah kalian antara dakwah yang ada? Jamaah apakah dari jamaah kalian ini? Dan untuk tujuan apakah Allah menghimpun, menyatukan hati, dan pandangan kita, serta menampilkan fikrah kita di saat dunia di landa situasi krisis dan merindukan kedamaian dan keselamatan??

 

Ingatlah baik-baik wahai ikhwan…!

 

Kalian adalah ghuraba’ (orang yang dianggap asing) yang mengadakan perbaikan di tengah kerusakan manusia. Kalian adalah kekuatan baru yang dikehendaki oleh Allah untuk membedakan yang haq dan yang batil di saat pembeda di antara keduanya telah kabur. Kalian adalah duat (da’i-da’i) Islam, pembawa risalah, penghubung antara langit dan bumi pewaris Nabi Muhammad saw. dan para khalifah dari generasi sahabat.

 

Dengan inilah dakwah kalian lebih unggul daripada dakwah-dakwah yang lain, dan tujuan kalian lebih mulia daripada tujuan yang lain. Kalian bersandar pada tiang yang tegar dan berpegang pada tali yang kokoh yang tidak mungkin putus.

 

Kalian telah mengambil cahaya yang terang di saat manusia dalam kegelapan, tersesat, dan menyimpang dari jalan kebenaran.

 

وَاللَّهُ غَالِبٌ عَلَى أَمْرِهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

 

“Dan Allah berkuasa atas urusan-Nya tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.” (Yusuf: 21)

 

KOMITMEN

 

Ingatlah baik-baik, wahai ikhwan…!

 

Tidak satu pun di antara kalian, baik yang hadir maupun yang tidak hadir dalam mu’tamar ini, yang bermaksud memburu kesenangan duniawi di bawah naungan bendera dakwah. Kalian mengorbankan jiwa dan harta tidak lain hanya bersandar kepada Allah, dengan mengharap pertolongan dan pahala dari-Nya.

 

وَكَفَى بِاللَّهِ وَلِيًّا وَكَفَى بِاللَّهِ نَصِيرًا

 

“Cukuplah Allah sebagai Pelindung dan cukuplah Allah sebagai Penolong.” (An-Nisa’: 45)

 

PEMAHAMAN

 

Ingatlah baik-baik wahai ikhwan…!

 

Allah telah melimpahkan rahmat-Nya pada kalian, sehingga kalian dapat memahami Islam dengan pemahaman yang bersih, mudah, dan menyeluruh sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan umat. serta mendatangkan kebahagiaan bagi manusia. Pemahaman yang jauh dari kebekuan dan keserbabolehan, keruwetan filsafat dan dari sikap berlebihan maupun menyepelekan, bersandar pada Kitabullah dan Sunah Rasul-Nya, juga sejarah salafush shalih, hati yang bersih, dan akal yang jernih.

 

Kalian mengenal Islam dengan segala dimensinya. Islam adalah aqidah dan ibadah, negara dan bangsa, moral dan materi. toleransi dan kekuatan, peradaban dan undang-undang.

 

Kalian telah meyakini bahwa hakekat Islam adalah: agama dan negara, pemerintahan dan rakyat, mushaf dan pedang; dan sesungguhnya khilafah dikaruniakan oleh Allah kepada umat Islam untuk mengurus umat manusia di muka bumi ini.

 

وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا

 

“Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan, agar kamu menjadi saksi atas perbuatan manusia dan Rasul agar menjadi saksi atas perbuatan kamu.”(Al-Baqarah: 143)

 

UKHUWAH

 

Ingatlah baik-baik wahai ikhwan..!

 

Setiap syu’bah (cabang) Ikhwan merupakan kesatuan ruh dan hati yang disatukan oleh tujuan yang luhur; satu cita-cita, satu penderitaan, dan satu perjuangan. Kesatuan yang harmonis ini ada karena antara satu dengan yang lainnya saling mengikat, saling berhubungan, saling menyayangi, dan saling menghargai. Masing-masing merasa sebagai bagian yang penting dari yang lainnya, bagaikan batu-bata bangunan yang saling menguatkan.

 

Seluruh syu’bah terikat kuat dan bersatu padu dengan markas umum, baik maknawi maupun kerja dan penampilan, bagaikan gugusan bintang-bintang yang bersinar terang, yang mengitari porosnya yang kokoh demi terwujudnya firman Allah,

 

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ

 

“Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara.” (Al-Hujurat: 10)

 

JIHAD

 

Ingatlah baik-baik, wahai Ikhwan…!

 

Allah swt. telah memberkati jihad kalian, menyebarkan fikrah kalian, dan menyatukan hati kalian. Hari demi hari syu’bah dan orang-orang yang mendukung prinsip-prinsip kalian makin bertambah. Padahal, dahulu mereka tidak tahu, pesimis akan keberhasilannya, bosan, atau bahkan membuat makar terhadapnya. Hal ini menandakan bahwa dakwah kalian telah sampai dan menyentuh berbagai lapisan masyarakat, serta mendapat dukungan dari berbagai kalangan. 

 

Mereka itu antara lain adalah:

-       Beribu pemuda mukmin siap beramal dan berjihad demi menegakkan kebenaran.

-       Rumah-rumah di mana saja siap digunakan untuk aktivitas dakwah, pembinaan, dan pengarahan.

-       Berbagai perkumpulan secara rutin mengadakan latihan jasmani dan ruhani, dengan penuh antusias dan senang hati.

-       Syu’bah-syu’bah tersebar di berbagai pelosok desa dan kota yang jumlahnya lebih dari lima ratus. Mereka saling menolong, membahu, dan berlomba dalam berbuat kebaikan.

-       Begitu banyak ceramah dan tulisan yang mengungkap tentang keindahan dan kecemerlangan hakekat Islam.

-       Pengiriman utusan untuk tafaquh fiddin dan mengajarkannya kepada manusia tidak pernah berhenti.

 

Itulah di antara buah dari jihad kalian yang kalian sendiri bisa menyaksikannya dengan jelas yang dari hati ke hati semakin bertambah.

 

ذَلِكَ هُدَى اللَّهِ يَهْدِي بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ

 

“Itulah petunjuk Allah yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendakinya.”(Al-An’am: 88)

 

PENGORBANAN

 

Ingatlah baik-baik, wahai 1khwan…!

 

Dakwah kalian adalah dakwah yang suci; jamaah kalian adalah jamaah yang mulia; sumber keuangan kalian dari kantong-kantong kalian, bukan dari kantong orang lain; nafaqah dakwahkalian disisihkan dari sebagian jatah anak-anak kalian. Dan sesungguhnya seseorang, organisasi, pemerintah, ataupun daulah tidak memperoleh seperti apa yang kalian rasakan. Hal itu tidak terlalu besar bagi dakwah, karena dakwah menuntut pengorbanan minimal: jiwa dan harta.

 

إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ

 

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka, dengan memberikan surga untuk mereka.” (At-Taubah: 111)

 

IKHLAS

 

Ingatlah baik-baik, wahai Ikhwan …!

 

Bukan untuk kesombongan dan bermegah-megahan, tetapi untuk disadari bahwa Allah telah menetapkan dakwah kalian ini berpangkal dari keimanan, keikhlasan, pemahaman, kesatuan, dukungan, dan pengorbanan. Ini adalah karunia yang tidak dimiliki oleh berbagai gerakan dakwah yang ada di lapangan. Sifat-sifat di atas merupakan pilar-pilar dakwah yang benar. Oleh karena itu, berjuanglah dan jagalah baik-baik sifat itu, serta teguhkanlah jiwa kalian. Ketahuilah, sesungguhnya dalam hal itu bukan kalian sendiri yang memiliki kelebihan dan keutamaan

 

بَلِ اللَّهُ يَمُنُّ عَلَيْكُمْ أَنْ هَدَاكُمْ لِلْإِيمَانِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ

 

“Sebenarnya Allahlah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan menunjuki kamu kepada keimanan, jika kamu adalah orang-orang yang benar” (Al-Hujurat: 17)

 

APAKAH GERAKAN DAKWAH KITA TERTUTUP?

 

Wahai Ikhwanul Muslimin…!

 

Setelah dua belas tahun kalian mengumandangkan dakwah dan menyebarkannya kepada umat manusia, masih ada juga sekelompok orang yang bertanya-tanya tentang Ikhwanul Muslimin. Mereka menganggap jamaah kalian sebagai jamaah yang tertutup. Benarkah kalian merupakan jamaah yang tertutup? saya akan menjawab pertanyaan ini dengan jelas dan terus terang.

 

Saya pun akan menyampaikan tujuan dan sarana lkhwanul Muslimin, sikap mereka terhadap berbagai organisasi, dan sikap mereka  terhadap kondisi sekarang dengan berbagai peristiwa yang membayangi manusia. Banyak di antara kalian yang telah mengetahuinya, karena sudah pernah kita jelaskan melalui berbagai risalah Ikhwan, tulisan-tulisan, dan ceramah-ceramah. Kita jelaskan di sini secara ringkas sebagai peringatan bagi yang lupa dan pemberitahuan bagi yang belum tahu.

 

TUJUAN IKHWANUL MUSLIMIN

 

Ikhwanul Muslimin berjuang untuk mencapai tujuan:

 

1. Tujuan jangka pendek:

Tujuan ini dapat dirasakan sejak seseorang bergabung dalam jamaah ini, atau ketika jamaah Ikhwan tampil berjuang di medan umum.

 

2. Tujuan jangka panjang,

Yaitu tujuan yang memerlukan waktu dan perjalanan panjang, persiapan dan takwin (pembentukan) yang ihsan.

 

Tujuan pertama, dengan ikut andil dalam kebajikan umum dan pelayanan sosial apapun bentuknya jika kondisi memungkinkan.

 

Ketika seorang akh bergabung dengan ikhwan, ia diharuskan menyucikan jiwa, meluruskan tingkah laku, mempersiapkan akal, jiwa, dan raganya untuk jihad dan perjuangan panjang di masa yang akan datang. Kemudian ia dituntut untuk menyebarkan ruh (semangat) ini kepada keluarga, kerabat, teman sejawat, dan masyarakatnya.

 

Seorang akh belumlah dikatakan sebagai seorang muslim yang benar hingga ia menerapkan hukum dan akhlak Islam pada dirinya, serta menjaga batas-batas perintah dan larangan Allah dan Rasul-Nya.

 

وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا . فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا . قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا . وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا

 

“Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya) maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasilkan dan ketaqwaannya  sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan merugilah orang yang mengotorinya.” (Asy-Syams 7- 10)

 

Jamaah ini terdiri dari para ikhwan yang menjadikan lembaga-lembaga sebagai aktivitas mengajar orang yang buta huruf, mengajarkan hukum-hukurn agama kepada manusia, memberikan nasehat dan bimbingan, mendamaikan orang-orang yang bermusuhan, serta menyalurkan sedekah kepada orang-orang yang membutuhkan.

 

Jamaah ini juga mendirikan yayasan yang bermanfaat, seperti madrasah, ma’had, balai pengobatan, dan masjid-masjid sesuai dengan kemampuan dan kondisi yang ada. Syu’bah-syu’bah ikhwan pada umumnya menunaikan tugas-tugas ini dengan sebaik-baiknya dan dengan penuh keridhaan.

 

Hanya inikah yang dikehendaki Ikhwanul Muslimin, dan hanya untuk inikah mereka mempersiapkan diri?

 

Tentu tidak, wahai ikhwan! Bukan ini semua yang kita kehendaki. itu hanya sebagian. yang hendak kita capai adalah keridhaan Allah. itulah tujuan pertama kita, yaitu dengan memanfaatkan waktu untuk ketaatan dan kebaikan, hingga datang waktu yang tepat untuk mengadakan perubahan yang kita harapkan secara total.

 

Tujuan asasi ikhwan, tujuan luhur ikhwan, dan perubahan yang dikehendaki ikhwan adalah perubahan secara total dan integral, di mana unsur kekuatan umat dan kondisi yang ada bahu membahu, bersatu padu untuk menghadapi dan mengadakan perubahan secara total.

 

Sesungguhnya lkhwanul Muslimin senantiasa menyerukan dakwah, meyakini manhaj, memperjuangkan aqidah, dan bekerja untuk membimbing manusia kepada sistem sosial yang mencakup seluruh aspek kehidupan, yaitu Al-Islam yang diturunkan oleh jibril kepada Nabi kita Muhammad saw. dengan bahasa Arab untuk memberi peringatan kepada manusia.

 

Ikhwanul Muslimin menghendaki kebangkitan umat yang ideal, yang tunduk kepada aturan Islam, sehingga Islam menjadi petunjuk dan imam mereka, serta dikenal di tengah-tengah manusia sebagai daulah (negara) yang berasaskan Al-Our’an, yang membela, menyeru, berjihad, dan berkurban dengan harta dan jiwa demi Al-Qur’an.

 

Islam datang untuk menjadi sistem dan imam, untuk menjadi agama dan negara, untuk menjadi undang-undang, dan untuk direalisasikan. Akan tetapi, kini Islam tinggallah sistem tanpa kepemimpinan, agama tanpa negara, dan undang-undang tanpa realisasi, Bukankah ini sebuah realita, wahai ikhwan? Kalau tidak, mana. hukum Allah yang diterapkan dalam masalah darah, harta, dan kehormatan? Padahal, Allah berfirman kepada Nabi-Nya,

 

وَأَنِ احْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ وَاحْذَرْهُمْ أَنْ يَفْتِنُوكَ عَنْ بَعْضِ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ إِلَيْكَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَاعْلَمْ أَنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُصِيبَهُمْ بِبَعْضِ ذُنُوبِهِمْ وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ لَفَاسِقُونَ . أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ

 

Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka Berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan hukum siapakah yang lebih baik daripada hukum Allah bagi orang-orang yang yakin?” (Al-Maidah: 49-50)

 

Ikhwanul Muslimin berusaha agar sistem Islam didukung oleh para penguasa, agar terbentuk negara Islam baru yang menegakkan dan menjalankan hukum-hukum ini terhadap umat manusia yang didukung oleh umat Islam. Kehidupan mereka diatur oleh tuntunan syariah berdasarkan wahyu yang diturunkan Allah kepada Nabi-Nya.

 

ثُمَّ جَعَلْنَاكَ عَلَى شَرِيعَةٍ مِنَ الْأَمْرِ فَاتَّبِعْهَا وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَ الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ. إِنَّهُمْ لَنْ يُغْنُوا عَنْكَ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا وَإِنَّ الظَّالِمِينَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَاللَّهُ وَلِيُّ الْمُتَّقِينَ

 

“Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama) itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui. Sesungguhnya mereka sekali-kali tidak akan dapat menolak dari kamu sedikitpun dari (siksaan) Allah. Dan sesungguhnya orang-orang yang zhalim itu sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain, dan Allah adalah pelindung orang-orang yang bertaqwa,” (Al-jatsiyah: 18-19)

 

DI ANTARA AKIBAT KERUSAKAN SISTEM SOSIAL DI MESIR

 

Wahai Ikhwan…!

 

Sesungguhnya kita hidup di bagian bumi yang subur; airnya segar; udaranya sejuk; rezeki dan kekayaannya melimpah; di tengah-tengah peradaban, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan tertua; serta kaya dengan peninggalan-peninggalan spiritual dan material yang bernilai tinggi.

 

Di negara kita terdapat berbagai bahan baku industri, beragam hasil pertanian, dan bahkan seluruh bahan yang dibutuhkan oleh negara-negara kuat di dunia yang tidak hendak menggantungkan pada negara lain dan hendak mengekspor produk-produknya. Setiap orang asing yang singgah di Mesir merasa sembuh dari sakitnva, kaya dari kemiskinannya, terhormat setelah hina, dari damai setelah berputus asa dengan kesengsaraan. Akan tetapi, bagi orang Mesir sendiri, apa yang sudah diperolehnya? Tidak ada sama sekali! Adakah kebodohan, kemiskinan, penyakit dan kelemahan tersebar di negara. berperadaban maju, sebagaimana tersebar di negara Mesir yang kaya, negeri tempat lahirnya peradaban, ilmu pengetahuan, dan pemimpin bangsa-bangsa Timur?

 

Wahai ikhwan, berikut ini kami sampaikan data[1] yang menunjukkan bahaya-bahaya yang mengancam kita dan akibat-akibat buruk yang ditimbulkannya dari bahaya krisis sosial, andaikan Allah tidak memberi pertolongan dan rahmat-Nya kepada kita.

 

1.   Jumlah petani di Mesir mencapai 80 juta jiwa dengan ladang garap seluas 60juta hektar, yang berarti setiap orang mendapat bagian 3/4 hektar. Kalau kita perhatikan lebih jauh, tanah Mesir kehilangan kesuburannya karena kurangnya biaya dan terlalu seringnya diolah. Dengan sebab inilah dibutuhkan pupuk buatan  dan lebih banyak untuk areal yang kurang subur. Sementara pertambahan penduduk Mesir cukup cepat dan kenyataan pembagian ini menjadikan sekitar 4 juta jiwa tidak memiliki apa-apa, dan 2 juta lainnya memiliki lahan tidak lebih dari lima  hektar. Dari sini kita mengetahui betul bahwa tingkat kemiskinan dan rendahnya penghasilan yang menimpa para petani Mesir sangat memprihatinkan dan menkhawatirkan.

 

Sekitar 4 juta jiwa dari penduduk Mesir tidak mendapatkan penghasilan sebesar 80 poundsterling dalam satu bulan, kecuali dengan susah payah. Andaikan ia punya seorang istri dengan tiga orang anak dan dengan gaya hidup sangat sederhana untuk ukuran keluarga Mesir pada umumnya, berarti setiap orang dalam satu tahun hanya mendapat jatah 2 pound, dan ini di bawah standar minimal biaya hidup seekor himar.

 

Ini adalah penghasilan terendah yang dialami penduduk Mesir yang berarti 4 juta jiwa penduduk Mesir hidup di bawah standar minimal hidup binatang.

 

Kemudian kalau kita perhatikan di kalangan pembesar, ternyata mereka terbebani hutang besar dari bank. Bank properti saja memberikan pinjaman tanah seluas kurang lebih 0.5 juta hektar dan hutang: para pembesar Mesir sampai Oktober 1936 mencapai 17 juta poundsterling. Ini baru satu bank.

 

Sedangkan tanah dan rumah yang disita untuk melunasi hutang pada tahun 1939 mencapai 2.560.346 poundsterling. Maka apakah arti semua data ini?

 

2.   Jumlah pekerja di Mesir mencapai 5.718.127 orang (hampir 6 juta orang). Ada penganggur sejumlah 511.119 orang, ini berarti lebih dari setengah dari jumlah penduduk tidak bekerja. Dan banyak tentara yang berijazah, tetapi juga menganggur.

 

Bagaimana seseorang bisa merasakan kehormatan sebagai manusia atau bisa merasakan makna nasionalisme, sementara ia hidup dalam negara yang susah untuk sekedar mencari sesuap nasi. Rasulullah saw. pernah berlindung dari kefakiran dan dulu ada ungkapan kefakiran itu mendekati kekufuran. Apalagi buruh-buruh yang terancam para pemilik modal, rendahnya upah, dan pemaksaan kerja, sementara itu hingga kini pemerintah belum juga mengeluarkan undang-undang untuk melindungi mereka yang sengsara. Dalam kondisi seperti ini, perang jumlah ini bisa semakin meningkat dan para buruh bisa semakin sengsara.

 

3.   Koperasi simpan pinjam telah menangani berbagai aspek kehidupan dan kebutuhan umum, seperti: listrik, air, garam, dan transportasi yang dapat mendatangkan keuntungan berlipat ganda padahal mereka tidak menjalin hubungan kekeluargaan dan tidak mengindahkan perjanjian, bahkan mereka bakhil sampai pada tingkat tidak mau menggunakan tenaga dari Mesir.

 

Keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan air minum di Kairo sejak didirikan pada 27 Mei 1865 sampai tahun 1933 mencapai 20 juta poundsterling.

 

Di Mesir terdapat 320 perusahaan asing yang bergerak dalam berbagai bidang kebutuhan hidup. Keuntungan yang dikeruknya pada tahun 1938 mencapai 7.637.482 poundsterling. Semua itu merupakan hasil jerih payah orang-orang Mesir, yang mereka sendiri susah mendapatkan sesuap nasi.

 

Perusahaan air Iskandaria saja pada tahun 1938 mendapat keuntungan 122.850 poundsterling, sedangkan perusahaan air Kairo mendapatkan 284.892 poundsterling. Semua perusahaan itu menyalahi perjanjian perdagangan dalam berbagai aktivitas operasionalnya, tetapi tidak ada tindakan tegas dari negara.

 

Barangkali yang lebih menyedihkan lagi, jumlah perusahaan di mesir pada tahun 1938: 11 perusahaan (pemerintah) Mesir dan 320 perusahaan asing

 

4. Pada tahun 1934, balai pengobatan pemerintah telah mengobati sebanyak 7.241.383 pasien. Dari jumlah itu, 1 juta berpenyakit bilharis, lebih dari 0.5 juta orang terserangincalestoma, dan 1.5 juta terserang penyakit mata. Di Mesir, 90% terserang penyakit mata dan 55.5 75 orang buta.

Berdasarkan pemeriksaan medis di sekolah-sekolah dan berbagai perguruan tinggi, di antaranya di akademi militer, menunjukkan lemahnya fisik para pelajar dan mahasiswa, padahal mereka masih relatif muda. Kenyataan itu terjadi pada sebuah umat yang Rasulnya mengajarkan satu doa permohonan kepada Allah untuk menjaga fisik, pendengaran, dan penglihatannya.

 

5.  Mesir setelah melakukan perjuangan panjang masih saja terdapat ribuan penduduk yang sengsara dan masih banyak (tidak kurang dari 20%) pelajar sekolah negeri yang tidak bisa apa apa, yang kebanyakan mereka hanya sampai pada tingkat sekolah dasar. Akan tetapi, para alumni perguruan tingggi pun juga mengeluh bahwa kemampuan ilmiah mereka tidak mampu mengantarkan mereka ke puncak prestasi kehidupan. Keluhan ini sering disampaikan oleh menteri pendidikan atau para kepala departemen tenaga kerja dan lain-lain.

 

6.   Dekadensi moral telah terjadi secara marak. Pada tahun 1938 orang-orang yang dihukum karena melanggar hukum mencapai lebih dari 1 juta penduduk Mesir, baik laki-laki maupun perempuan, dan 100 ribu lebih dipenjarakan. Itu batu yang ketahuan, apalagi yang tidak ketahuan.

 

Banyak juga pemuda yang berani melanggar ketentuan agama tetapi mereka tidak terkena delik pelanggaran hukum manusia seperti minum khamer, berjudi, mengadu nasib, undian, dan berbagai permainan lainnya tanpa ada rasa takut dan rasa malu.

 

7.   Kita telah kehilangan sendi-sendi kehidupan materi, ilmu pengetahuan, kekayaan, harta, dan kesehatan. Kemudian, masihkah kita memiliki kekuatan spiritual? Ternyata juga tidak… sama sekali tidak!

Berapa banyak dari golongan orang-orang Mesir yang benar-benar beriman?

Berapa banyak orang yang memiliki kehormatan nasionalisme dan ‘izzah Islam?

Berapa banyak orang yang melaksanakan kewajiban shalat dengan baik?

Berapa banyak orang yang mengetahui hukum dan rahasia shalat dari mereka yang melaksanakan shalat tersebut?

Berapa banyak yang membayar zakat sesuai dengan tujuan orang yang membayar zakat, dan berapa banyak orang yang berhak menerima zakat?

Berapa banyak orang yang takut kepada Allah, bertaqwa, dan menjauhi maksiat dan dosa-dosa besar?

 

Kenyataan memberikan jawaban yang menyedihkan dan menyakitkan bagi setiap mukmin yang memiliki ghirah (semangat), terhadap pertanyaan-pertanyaan di atas.

 

PENYAKIT DAN OBATNYA

 

Wahai Ikhwan…!

 

Itulah angka-angka dalam data. Ini baru sebagian kecil dari fenomena kesengsaraan yang terjadi di Mesir. Lalu apa penyebabnya? Dan bagaimana jalan keluar dan jalan perbaikannnya?

 

Sebabnya adalah karena kebobrokan sistem sosial yang berlaku di Mesir adalah kebobrokan yang harus segera mendapatkan perbaikan. Sejak 100 tahun, Eropa telah menjajah kita secara politis, militer, undang-undang, pendidikan, bahasa, ilmu pengetahuan, dan seni. Mereka memasyarakatkan khamer, wanita, kesenangan, dan tradisinya. Eropa mendapati kita berlapang dada, dan mendapatkan perangkat yang dapat menerima apa saja yang berasal darinya.

 

Kita pun dibuatnya terkagum-kagum dan kita. tidak memanfaatkan hal-hal yang bermanfaat dari mereka, seperti: ilmu pengetahuan, undang-undang, sistem pertahanan, serta rasa harga diri dan supremasi, bahkan kita terlalu berbaik sangka kepada para penjajah, sampai kepemimpinan pun kita serahkan kepada mereka, pada saat yang sama agama Islam pun kita lalaikan.

 

Mereka memberi kita barang-barang berbahaya dan kita pun menerimanya, mereka menutupi hal-hal yang bermanfaat dan kita melalaikannya. Dan yang lebih menyedihkan lagi, mereka mencerai-beraikan kita menjadi beberapa golongan yang saling bertikai. Kita tidak memiliki tujuan yang jelas dan kita tidak bersatu dalam manhaj.

 

Adapun yang bertanggung jawab dalam kondisi ini ada pemerintah dan rakyat. Penguasa yang memudahkan jalan menyerahkan kepemimpinan kepada penjajah serta Iebih mementingkan dirinya daripada rakyatnya, sehingga mengakibatkan tersebarnya penyakit di badan-badan pemerintahan Mesir dan bahayanya melanda seluruh manusia, egoisme, riswah(suap) ketidakadilan ketidakberdayaan, bermalas-malasan, dan kerancuan; dan rakyat yang senang terhadap kehinaan, melalaikan kewajiban, silau dengan kebatilan, mengikuti hawa nafsu, serta kehilangan kekuatan iman dan kekuatan jamaah, sehingga mereka menjadi santapan orang-orang yang rakus dan ambisius.

 

Bagaimana keluar dari kondisi ini, jawabnya adalah dengan jihad dan perjuangan. Hidup tidak boleh putus asa dan putus asa tak boleh ada dalam hidup ini. Marilah kita keluar dari kondisi yang bobrok ini dan menggantikannya dengan sistem sosial yang lebih baik. Sistem sosial yang dijadikan asas dan dijaga oleh pemerintah. Pemerintah yang berjuang dan bekerja untuk menyelamatkan rakyatnya dan rakyat pun mendukungnya dengan kesatuan kalimat, serta kekuatan tekad dan iman. Jika umat-umat lain ke hilangan pelita hidayah di masa-masa transisi, maka kita masih memiliki Islam sebagai pelita dan cahaya yang membimbing kita.

 

Pemerintah Mesir tidak akan mampu mengadakan perubahan sosial, hingga mereka benar-benar terbebas dari kelemahan, ketidakberdayaan, ketakutan, dan intervensi politik yang mengatur kebijakan kita. Pemerintah harus membebaskan diri dari dasar-dasar pemikiran yang telah diletakkan Eropa, yang menjadikan jiwa dan perlawanan kita lemah.

 

Di saat ini kita menghadapi peristiwa besar yang mampu mengubah undang-undang dan kondisi, serta memperbarui negara dan kerajaan. maka seyogyanya kita menggunakan kesempatan ini untuk membebaskan diri dari bekas-bekas masa lalu dan membangun masa depan yang lebih baik di atas dasar-dasar Islam yang lurus ini.

 

Oleh karena itu, tujuan lkhwanul Muslimin bisa diringkas menjadi dua kalimat:

1. Kembali kepada undang-undang sosial Islam.

2. Membebaskan diri secara total dari seluruh kekuatan asing.

 

Dengan itulah kita bisa menyelamatkan Mesir dari marabahaya yang menimpa. Setelah itu kita memiliki harapan besar untuk menghidupkan kejayaan Islam dan keagungannya. Walaupun orang lain melihatnya jauh, tetapi kita memandangnya dekat dan mungkin tercapai.

 

فَاصْبِرْ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ

“Maka bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar” (Ar-Ruum: 60)

 

SARANA IKHWANUL MUSLIMIN

 

Adapun sarana dan cara yang kita pakai secara umum adalah memberikan kemantapan dan menyebarkan dakwah dengan berbagai sarana, sehingga bisa dipahami oleh opini umum dan didukungnya atas dasar aqidah dan iman. Kemudian penyeleksian pribadi-pribadi yang baik untuk menjadi pendukung dakwah yang kokoh dan fikrah ishlah ini. juga perjuangan secara konstitusional agar dakwah ini memiliki suara di lembaga pemerintah dan didukung oleh kekuatan eksekutif. Dengan dasar ini calon-calon Ikhwan akan maju, dan apabila datang waktu yang tepat akan tampil mewakili umat di DPR. Percayalah dengan pertolongan Allah, selama tujuan kita adalah mencari ridha Allah.

 

وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ

 

“Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Mahakuat lagi Mahamulia.” (A]-Hajj: 40)

 

Adapun mengenai cara yang lain, kita tidak memakainya kecuali jika terpaksa. Dalam kondisi terpaksa kita akan terus terang menjelaskan posisi kita tanpa harus ada yang disembunyikan. Kita siap menghadapi segala akibat dan tidak akan melemparkan resiko kepada orang lain. Kita yakin bahwa apa yang ada di sisi Allah lebih baik dan lebih kekal, dan lebur dalam kebenaran berarti hakekat keabadian. Tidak ada dakwah tanpa jihad dan tidak ada jihad tanpa pengorbanan. Di saat itulah pertolongan dan kemenangan pasti tiba. Allah berfirman:

 

حَتَّى إِذَا اسْتَيْئَسَ الرُّسُلُ وَظَنُّوا أَنَّهُمْ قَدْ كُذِبُوا جَاءَهُمْ نَصْرُنَا فَنُجِّيَ مَنْ نَشَاءُ وَلَا يُرَدُّ بَأْسُنَا عَنِ الْقَوْمِ الْمُجْرِمِينَ

 

“Sehingga apabila para rasul tidak mempunyai harapan lagi (tentang keimanan mereka) dan telah meyakini bahwa mereka telah dustakan, datanglah kepada para rasul itu pertolongan Kami, lalu diselamatkan orang-orang yang Kami kehendaki Dan tidak dapat ditolak siksa Kami dari orang-orang yang berdosa.” (Yusuf: 110)

 

IKHWAN DAN POLITIK

 

Mungkin sebagian orang bertanya, apa hubungan Ikhwan dengan parlemen? Bukankah Ikhwan merupakan jamaah diniyah, sedangkan parlemen adalah lembaga politik? Bukankah ini memperkuat apa yang dikatakan orang bahwa Ikhwan adalah gerakan politik dan bukan hanya sekedar dakwah Islam?

 

Kepada orang ini saya katakan secara terus-terang:

 

Wahai saudaraku…, kami bukan politikus yang mendukung satu partai dan menentang partai yang lain. Tidak ada seorang pun yang dapat membuktikan bahwa kami terlibat dalam aktivitas politik seperti itu. Adapun kalau kami dikatakan sebagai politikus, dalam arti kami memiliki perhatian terhadap umat kita, kami yakin bahwa kekuatan tanfidziyah (ekskusi) termasuk bagian ajaran dan hukum Islam. Kami meyakini bahwa kebebasan politik dan kehormatan nasionalisme adalah bagian dari rukun dan kewajiban Islam. Atau karena kami berjuang untuk menyempurnakan kemerdekaan dan memperbaiki badan pemerintahan, maka memang demikianlah kami. Kami kira kami tidak mendatangkan hal yang baru. Kesemuanya itu adalah hal-hal yang biasa dipahami oleh setiap muslim yang mempelajari Islam dengan benar. Apa yang kami lakukan tidak lain dari merealisasikan tujuan-tujuan di atas dan kami tidak keluar dari dakwah Islam sama sekali, karena Islam tidak hanya menyuruh umatnya untuk berjihad dan berjuang.

 

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ

 

“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar bersama orang-orang yang berbuat baik.” (Al-Ankabut: 69)

 

Adapun mengenai sikap kami terhadap organisasi-organisasi di Mesir, dengan jelas sudah sering kami sampaikan dan kami tuliskan di berbagai kondisi dan kesempatan.

 

IKHWAN DAN PEMERINTAH

 

Adapun sikap kami terhadap pemerintah Mesir dengan berbagai coraknya, bagaikan sikap seorang penasehat yang menginginkan kebaikan dan kelurusan. Mudah-mudahan Allah memperbaiki kerusakan ini, meskipun dari berbagai pengalaman saya yakin bahwa apa yang kami kehendaki adalah berseberangan dengan mereka.

 

Kami telah mengajukan kepada pemerintah Mesir konsep perbaikan menyangkut berbagai persoalan hidup di negara Mesir. Kami sudah mengingatkan pemerintah agar memperbaiki perangkatnya yaitu dengan memilih orang-orang yang berkualitas, pemusatan kerja, penyederhanaan birokrasi, serta perbaikan gaji, dan ini berlaku untuk semuanya tanpa kecuali.

Kami juga menyarankan agar pemerintah memperbaiki sumber-sumber pengetahuan umum yaitu dengan memperbaiki sistem pendidikan, serta memantau surat-surat kabar, buku-buku, film-film, tempat-tempat hiburan, dan siaran-siaran melalui media elektronika, untuk dicari kekurangan-kekurangannya kemudian diarahkan kepada tujuan yang baik.

 

Kami juga menyarankan agar memperbaiki undang-undang, yaitu dengan mengambil sumber dari ajaran Islam dan memerangi kemungkaran dan dosa dengan had dan sanksi yang membuat jera.

 

Kami juga menyarankan agar rakyat diarahkan kepada orientasi yang baik yaitu dengan menyibukkan mereka dengan berbagai aktivitas positif, khususnya di waktu-waktu luang.

 

Akan tetapi, apa hasil dari semua usulan tersebut? Tidak ada sama sekali! Kementerian sosial mencoba memperbaiki kekosongan ini, tetapi apa hasilnya, padahal sudah berjalan selama 1,5 tahun?

 

Usaha yang mana yang telah ia selesaikan? Tidak ada! Dan selamanya jawabnya tetap: tidak ada, selama kita tidak memiliki keberanian untuk mengadakan revolusi terhadap kungkungan tradisi yang membelenggu, serta melaksanakan manhaj secara konsisten.

 

Namun demikian kita tetap bersikap sebagai penasehat sampai Allah membukakan kebenaran kepada kita dan umat kita dan Allah adalah sebaik-baik pembuka kebenaran.

 

IKHWAN DAN PARTAI POLITIK

 

Adapun sikap kami terhadap partai-partai politik, kami katakan bahwa kami tidak memihak dan tidak berjuang untuk salah satunya. Akan tetapi, kami yakin bahwa masing-masing kita memiliki kesamaan dalam beberapa hal:

 

-       Kesamaan bahwa kebanyakan aktivisnya berjuang demi pengabdian terhadap masalah politik Mesir dan benar-benar berjuang untuk mencapai hasil, sebagaimana dirasakan oleh Mesir berkat jihad yang agung ini. Dalam hal ini kami sangat menghargai mereka sebagai pejuang.

-       Kesamaan bahwa masing-masing partai belum menentukan manhaj perbaikan secara rinci dan tujuan yang akan dicapainya, sehingga manhaj dan tujuannya bersifat acak-acakan.

-       Kesamaan bahwa mereka semua belum menerima Islam sebagai dasar perubahan sosial. Seluruh pemimpin mereka masih memahami Islam sebatas aktivitas ibadah dan ruhaniyah yang tidak terkait dengan kehidupan duniawi dan sosial umat dari bangsa.

-       Kesamaan bahwa mereka telah silih berganti memerintah negeri ini, tetapi tidak ada kemajuan seperti yang mereka harapkan, baik materi maupun peradaban, sehingga akibatnya secara praktis muncul di Mesir berupa pemerintahan non partai di saat kondisi mencekam dan menentukan, di antaranya pemerintahan sekarang ini.

 

Jadi kalau demikian, partai-partai di Mesir tidak ada perbedaan, kecuali kulit luar dan personalnya saja.

 

Ikhwanul Muslimin tidak peduli terhadap hal-hal itu. oleh karena itu, mereka memandang partai-partai itu dengan satu pandangan dan mereka mengumandangkan dakwah mereka yang merupakan warisan dari Rasululah saw. di atas partai-partai. Mereka mengemukakan dakwah dengan jelas dan terang kepada para aktivis partai tanpa kecuali. Ikhwan sangat menginginkan agar mereka memahami kondisi ini, kemudian bersatu dengan satu manhaj untuk memperbaiki kondisi dan mencapai harapan. Tidak ada manhaj di hadapan mereka kecuali manhaj ikhwan, bahkan petunjuk Rabbul lalamin.

 

صِرَاطِ اللَّهِ الَّذِي لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ أَلَا إِلَى اللَّهِ تَصِيرُ الْأُمُورُ

 

“(Yaitu) jalan Allah yang kepunyaannya segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Ingatlah bahwa kepada Allahlah kembali semua urusan.” (Asy-Syura: 53)

 

Kami tidak menyerang, karena kami membutuhkan kekuatan yang digunakan untuk pertikaian dan perjuangan ke arah negatif, untuk kita alihkan pada kerja yang bermanfaat dan perjuangan yang positif. Kita yakin bahwa kebaikan adalah abadi.

 

فَأَمَّا الزَّبَدُ فَيَذْهَبُ جُفَاءً وَأَمَّا مَا يَنْفَعُ النَّاسَ فَيَمْكُثُ فِي الْأَرْضِ كَذَلِكَ يَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ

 

“Adapun buih itu, ia akan hilang sebagai sesuatu yang tidak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan.” (Ar-Ra’d: 17)

 

IKHWAN DAN ORGANISASI-ORGANISASI ISLAM

 

Adapun sikap kami terhadap organisasi-organisasi Islam dengan segala tendensinya, adalah sikap cinta, ta’awun, dan loyal. Kami berusaha mengadakan pendekatan pandangan dan pemikiran demi membela kebenaran dengan jiwa ta’awun dan mahabbah. Perbedaan ijtihad fiqih dan keberagaman madzhab tidak menjauhkan kita. Agama Allah itu mudah, siapa pun yang membelanya akan dimenangkan. Allah telah memberi taufik kepada kita di saat kita mencari kebenaran dengan cara lemah lembut, sehingga menyejukkan hati dan menenangkan pikiran. Kami yakin akan datang suatu hari di mana nama, gelar-gelar formal, dan pandangan akan sirna dan akan digusur oleh kesatuan kerja yang menghimpun seluruh pasukan Islam. Mereka semua adalah Ikhwan yang bekerja dan berjuang demi agama dan fi sabilillah

 

وَمَنْ يَتَوَلَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالَّذِينَ آَمَنُوا فَإِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْغَالِبُونَ

 

“Dan barangsiapa yang mengambil Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman sebagai penolongnya, sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang.” (Al-Maidah 56)

 

KALIMAT KEBENARAN

 

Kami ingin menyampaikan satu kalimat kepada orang-orang yang masih menganggap bahwa Ikhwan bekerja untuk kepentingan pribadi atau golongan. Bertaqwalah wahai manusia, dan janganlah anda berbicara sesuatu yang anda tidak mengetahuinya. Ingatlah firman Allah;

 

وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِينًا

 

“Dan orang-orang yang menyakiti (orang-orang) mukminin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” (AtAhzab: 58)

 

Ingat dengan sabda Rasulullah saw.,

 

“Sesungguhnya orang yang paling aku murkai dan paling jauh tempatnya dariku pada hari Kiamat adalah orang yang mengadu domba, memecah-belah persaudaraan, dan mencari-cari kesalahan orang yang baik.”

 

Hendaklah diketahui benar-benar bahwa Ikhwan tidak bisa dijadikan sebagai alat atau ditunggangi oleh kelompok lain. Ingatlah, saya pernah menulis surat kepada salah seorang keluarga Pasya (terpandang) di mana pada akhir dari surat itu berbunyi:

“Wahai Ri’fat Basya, ikhwanul Muslimin tidak bisa digiring dengan kesenangan atau ancaman. Mereka tidak takut pada siapa pun, kecuali kepada Allah. Mereka tidak tergiur dengan tahta dan kedudukan, tidak mengedepankan kepentingan pribadi dan duniawi, dan jiwa mereka tidak bergantung pada kesenangan dunia yang fana ini. Mereka menghendaki keridhaan Allah dan pahala-Nya di akhirat. Setiap langkah mereka mencerminkan firman Allah,

 

فَفِرُّوا إِلَى اللَّهِ إِنِّي لَكُمْ مِنْهُ نَذِيرٌ مُبِينٌ

 

‘Maka segeralah kembali kepada (menaati) Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu.’ (Adz-Dzariyat: 50)

 

Mereka meninggalkan berbagai pamrih dan ambisi menuju satu tujuan yaitu keridhaan Allah swt. Dengan demikian, dakwah mereka hanya bertumpu pada manhaj dan shibghah Islam,

 

صِبْغَةَ اللَّهِ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ صِبْغَةً وَنَحْنُ لَهُ عَابِدُونَ

 

‘Shibghah Allah. Dan siapakah yang lebih baik shibghahnya daripada Allah? Dan hanya kepada-Nyalah kami menyembah.’ (AlBaqarah: 138)

 

Siapa saja yang berusaha menipu, ia akan tertipu sendiri; siapa yang berusaha menguasai mereka, ia akan merugi; dan barangsiapa yang berambisi menundukkan mereka untuk kepentingan hawa nafsunya, ia akan direndahkan. Akan tetapi barangsiapa ikhlas bersama mereka untuk mencapai tujuan dan bersama-sama menempuh satu jalan, tentu mereka akan mencapai kebahagiaan, terjalin keharmonisan ukhuwah dan kesetiaan, ruh dan hati mereka pun bersatu padu. Di situlah akan terwujud -di tengah-tengah mereka- keutamaan yang agung.

 

Wahai Pasya, saya tulis surat ini tidak untuk mengharapkan bantuan materi bagi jamaah atau salah seorang anggotanya, tetapi untuk mengajak anda masuk dalam barisan Ikhwan setelah mempelajari dengan sungguh-sungguh dan teliti sehingga anda puas dan mantap, kemudian anda mau bekerjasama dengan mereka untuk memperbaiki kondisi Mesir atas dasar akhlak dan ajaran Islam yang kokoh.

 

لِلَّهِ الْأَمْرُ مِنْ قَبْلُ وَمِنْ بَعْدُ وَيَوْمَئِذٍ يَفْرَحُ الْمُؤْمِنُونَ . بِنَصْرِ اللَّهِ يَنْصُرُ مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ

 

‘Bagi Allahlah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). Dan di hari (kemenangan bangsa Rumawi) itu bergembiralah orangorang yang beriman, karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa saja yang dikehendaki-Nya. Dan Dialah yang Mahaperkasa dan Maha Penyayang.‘(Ar-Rum: 4-5).”

 

Demikianlah kami mengajak manusia, Kami menulis Surat kepada Rif’at Nuhas BPasya, Muhammad Mahmud Pasya, Husain Sirri Pasya, dan lain-lain demi kebaikan mereka dan manusia pada umumnya, dan sebagai bukti kepada Allah bahwa dakwah telah sampai kepada mereka.

 

Setelah ini semua, masihkah Ikhwan dituduh bekerja untuk kepentingan pribadi atau golongan?

 

لَوْلَا إِذْ سَمِعْتُمُوهُ ظَنَّ الْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بِأَنْفُسِهِمْ خَيْرًا وَقَالُوا هَذَا إِفْكٌ مُبِينٌ

 

“Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohong itu (orang orang) mukminin dan mukminat tidak berprasangka baik terhadap  diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata, ‘Ini adalah suatu berita bohong yang nyata.”‘ (An-Nur: 12)

 

Kami berlindung kepada Allah dari orang-orang yang menyimpang dari tujuan dakwah Al-Qur’an dan tuntunan Islam.

 

SIKAP IKHWAN TERHADAP KONDISI DEWASA INI

 

Dari muktamar kelima hingga muktamar keenam sudah berlalu 2 tahun, berbagai peristiwa besar silih berganti menimpa Mesir, baik dari dalam maupun dari luar. Markaz (kontor pusat) lkhwanul Muslimin dengan syu’bah-syu’bah-nya telah menghadapi dan menyikapi peristiwa itu dengan tepat, -baik dukungan, pelurusan, kritik, maupun rekomendasinya- dengan senantiasa mendasarkan pada tujuan yang luhur dan kaidah-kaidah manhaj yang kokoh dan lurus.

 

Peristiwa paling besar dan paling bahaya adalah pecahnya perang yang memercikkan api sampai di Mesir. Pasukan militer Eropa dengan segala persenjataannya, mereka saling berusaha melenyapkan yang lain.

 

Pemerintan telah mengumumkan sikapnya, didukung oleh parlemen, opini umum, dan lkhwanul Muslimin. Sikap tersebut diringkas dalam dua kata: netral dan siaga.

 

Ini adalah sikap jelas dan cemerlang, asalkan terpenuhi syarat-syaratnya. Sikap netral sulit untuk benar-benar terwujudkan, karena perjanjian Mesir-Inggris mengharuskan kepada Mesir untuk memberi dukungan kepada kekuatan Inggris. Dan Mesir benar-benar telah memberikan dukungan kepada inggris dengan mengerahkan pasukan bersenjatanya untuk membantu Inggris.

Mesir telah mengumumkan hukum darurat dan mengharuskan pengawasan terhadap media cetak, jalur kereta api, bandara, pelabuhan, telepon dan telegram, serta seluruh sarana dan jalur transportasi lainnya.

 

Permintaan Inggris lebih diutamakan daripada seluruh permintaan yang ada, seluruh bahan pokok ditahan untuk kebutuhan perang kendati kebutuhan sangat mendesak. Tentara Mesir dikirim ke perbatasan dan ke Sudan, yang mengakibatkan Mesir benar-benar terlibat perang, sehingga sikap netral tidak lagi ada artinya dalam kenyataan.

 

Persiapan tidak sempurna, di hadapan kita terhampar berbagai rintangan materi dan politis. Waktu berjalan begitu cepatnya, sehingga menjadikan kita tidak berbekal persiapan militer ataupun persiapan sipil.

 

Sikap Mesir yang palsu dan aneh ini bukan berangkat dari kesadaran dan ikhtiar, tetapi karena keterpaksaan dan pemaksaan. Tidak ada pilihan lain dalam kondisi keterpaksaan seperti itu. Kami menyeru pemerintah Mesir agar berusaha semaksimal mungkin untuk melengkapi dan mempersiapkan masyarakat dengan peralatan militer sebagai langkah waspada dan antisipasi.

Adapun sikap yang disetujui dan mungkin diambil oleh Mesir adalah tidak akan keluar dari dua hal berikut.

Pertama, adakalanya Inggris tidak lagi percaya, tidak yakin dan bahkan tidak menganggap kita sebagal sekutu setianya. Pada posisi seperti itu ia harus mendeklarasikan kepada kita dengan terus terang akan sikapnya tadi, harus hengkang dari bumi kita, memenuhi segala macam fasilitas bantuan yang menjadi hak kita dan melepaskan kita dari segala bentuk ikatan perjanjian yang tertera dalam naskah deklarasi persekutuan yang di sana ada hak bantuan tadi. Dan kelihatannya hal itu mustahil.

Kedua, adakalanya ia percaya, menganggap kita sebagai sekutu setianya, dan sangat memperhitungkan kebaikan niat dan kejujuran persekutuan kita. Memang kita telah menjelaskan argumentasi dalam hal itu. Sejak perang berkecamuk hingga kini, sementara pemerintah Mesir belum pernah secara jelas bisa menuai hasil positif atau negatifnya perang yang ia berpartisipasi di dalamnya, maka saat itu Inggris harus mampu memastikan masa depan kita terkait dengan berbagai peristiwa yang ada sekarang dan sesudahnya. Inggris secara resmi harus mendeklarasikan dukungannya yang penuh terhadap kemerdekaan Mesir dan Sudan. Dan keberadaan kekuatan Inggris yang masih berada di wilayah sungai Nil harus diakhiri dengan perang. Deklarasi ini juga harus menyangkut bantuan riil kepada kita. Maka ia harus mengizinkan kita untuk menambah jumlah pasukan, memperbanyak persenjataan, dan menyiapkan bangsa kita untuk itu.

 

Pada saat itulah kita bisa bekerjasama dengan sesungguhnya, menanggung beban perang bersama-sama, dan membagi secara adil tugas-tugas kemiliteran dan sipil. Maka pasukan Mesir harus mau menanggung beban perang yang berlangsung di Sudan, misalnya, sampai bisa mengikis habis musuh yang ada di sana, sedangkan pasukan Inggris harus menjaga batas-batas wilayah barat, sampai akhirnya perang bisa dihentikan.

 

Ini merupakan keterusterangan yang kami yakin harus segera dijelaskan. Sama sekali tidak berguna bagi Mesir semua bentuk sanjungan yang dilontarkan oleh berbagai koran dan majalah Inggris, serta gaya basa-basi politik yang dikemukakan para petinggi pemerintahan di sana. Tidak pula ungkapan-ungkapan pujian yang disampaikan oleh pemerintah Mesir sendiri. Yang penting adalah pernyataan resmi dan kerja yang nyata.

 

Sesungguhnya Mesir sendiri setia kepada Inggris, terbukti ia sangat komitmen terhadap isi dari naskah perjanjian yang dibuatnya. Hal ini karena memang Mesir tidak memiliki apa-apa dan tidak bisa berbuat banyak, baik dari segi materi maupun non materi. Namun, komitmen pemerintah Inggris terhadap naskah perjanjian itu ternyata komitmen pasif, dan isinya ketika diinterpretasikan ternyata hanya menguntungkan satu pihak saja, serta hanya untuk situasi yang sulit bagi negara, bangsa, harta, pemerintahan, aturan perundang-undangan, dan berbagai perjanjian. Sungguh, komitmen inggris itu, kalaupun benar dalam tinjauan “fikih siyasah” (baca: fiqih siyasah buatan manusia), namun tidak mungkin bisa diterima oleh bangsa yang memiliki dedikasi.

 

Sungguh, Mesir telah berjuang demi kemerdekaannya dan akan terus berjuang jika perjuangan itu masih dibutuhkan. Pantang bagi Mesir jika kemerdekaan ini dicabut, kecuali harus disempurnakan; pantang untuk lenyap, kecuali harus dibereskan. Mesir tidak menghenclaki jika kemerdekaaan itu berada dalam wilayah perlindungan negara lain, atau terus-menerus di bawah belas kasihan orang lain, meski untuk itu harus menebusnya dengan aneka pengorbanan. Nah, jika pemerintah Inggris mendengar pernyataan dari pemerintah Mesir atau dari para pejabatnya selain yang di atas tadi, maka ketahuilah itu hanya basa-basi diplomatis.

 

Sedangkan kami, maka kami berusaha mendiskripsikan ungkapan perasaan rakyat yang riil dan tidak mengada-ada. Di samping itu, kita semua tidak menghendaki, kecuali sebuah kerjasama yang bersih dan di atas pondasi yang bersih pula.

 

Bahkan kita ingin untuk memanfaatkan kesempatan ini. Kita ingin maju dengan tulus ikhlas di hadapan para petinggi pemerintahan Barat. Kita ingin mengalihkan pandangan mereka kepada kesempatan yang baik ini (untuk membenahi permasalahan yang sesungguhnya). Jika mereka mengelak, sungguh kesempatan ini tidak akan terulang lagi, kecuali pada masa yang tiada seorang pun mengetahuinya selain Allah. Namun jika mereka sepakat untuk memanfaatkan kesempatan ini, maka itu lebih baik bagi mereka dan bagi dunia ini secara keseluruhan.

 

Para petinggi pemerintahan Barat selalu mengulang-ulang pernyataan tentang munculnya “tata dunia batu”. Hitler ingin maju mempersembahkan kepada manusia sebuah tata dunia batu. Winston Churchil mengatakan bahwa Inggris juga akan membawa manusia kepada tata dunia batu. F.D. Rosevelt pun memprediksikan dan mendambakan munculnya tata dunia baru. Semuanya mengisyaratkan akan kemunculan tata dunia baru ini. Dengan sistem itu Eropa akan menata diri dan mengembalikan keamanan, ketenangan, dan kesejahteraan bagi dunia. Lantas di mana peran Timur dan kaum muslimin dari tata dunia yang didambakan itu?

 

Kami ingin memfokuskan sudut pandang dari para petinggi pemerintahan Barat bahwa fikrah imperialisme, jika telah bangkrut pada masa lalu, maka sungguh akan semakin bangkrut pada masa yang akan datang. perasaan dan kesadaran umat telah bangkit. Politik pemaksaan, penekanan, dan absolutisme pun tidak terjadi pada masa lalu, kecuali yang diinginkan adalah justru sebaliknya. Politik itu telah gagal dalam memimpin bangsa. Pada masa mendatang, tentu akan lebih gagal lagi.

 

Politik penipuan, rayuan, dan kemunafikan politik, jika suatu saat kelihatan tenang dan menyejukkan, tidak menutup kemungkinan suatu saat akan seperti angin yang bertiup kencang dan ganas. Dan telah terbukti bahwa politik semacam ini telah banyak membuat kesalahan, berbagai problem, dan pertentangan antar faksi. Pada masa yang akan datang ia akan semakin rapuh dan lemah untuk sampai pada tujuan yang dimaksud.

 

Jika demikian, maka harus ada sistem politik baru, yakni politik kerjasama dan konsiliasi yang benar-benar bersih, yang berlandaskan pada solidaritas, saling mengbormati, tukar-menukar kepentingan (baik yang terkait dengan hal-hal yang material maupun peradaban antar keluarga besar kemanusiaan di Barat dan di Timur).

 

Sesungguhnya pemerintahan diktator dan absolutisme telah habis masanya. Setelah ini Eropa tidak akan mampu memimpin bangsa Timur dengan besi dan bara. Berbagai teori politik yang usang ini tidak mungkin mampu mengungguli perkembangan peradaban, peningkatan kualitas bangsa, dan kebangkitan umat Islam. Mereka juga tidak akan mampu bertengger di atas mabda’ (pondasi) dan spirit yang kemungkinan dengannya akan muncul perang besar di kalangan manusia. Bukan hanya kita yang mengatakan demikian, bahkan para petinggi politik Eropa pun mengemukakan hal yang sama. Pernyataan-pernyataan ini kami paparkan di hadapan para pejabat pemerintahan Inggris, Perancis, dan yang lainnya dari para pemimpin negara-negara kolonial, sesungguhnya merupakan rangkaian nasehat yang berguna bagi mereka daripada sekedar tuntutan yang bermanfaat bagi kami. Maka silakan mereka mengambil nasehat tadi atau mengabaikannya.

 

Sungguh, kami telah mengambil keputusan bagi jiwa-jiwa kami untuk hidup merdeka dan disegani, atau mati dalam keadaan suci dan mulia. Kami tidak punya ambisi terhadap hak-hak selain kami. Begitu pula tak seorang pun bisa mengingkari adanya hak-hak kami. Dan sesungguhnya yang terbaik bagi setiap bangsa adalah agar mereka hidup saling solider bersama yang lain daripada harus bersengketa sepanjang masa, di mana hal itu akan menyulut bara pemberontakan di negara-negara yang terjajah, dan akan mengobarkan api peperangan antar negara yang bersengketa.

 

Barangkali, sebagian manusia melihat ungkapan ini terlalu berlebihan dalam berhusnuzhan, atau bahkan mendekati utopia. Mungkin sebagian manusia ada yang melihat bahwa di antara tanda kecerdasan seseorang adalah tidak mengatakan pernyataan tadi pada situasi seperti ini. Namun saya yakin bahwa selalu berterus terang adalah jalan paling utama untuk cepat sampai pada tujuan. Dan kita tidak tahu sampai kapan dan bagaimana peperangan ini akan berakhir. Oleh karena itu, kita harus senantiasa memperingatkan kaum kita dan yang lainnya kepada sesuatu yang akan terjadi. Dengan begitu kita bisa lepas dari tanggung jawab. Dengan kita memberikan nasehat, sungguh itu lebih utama bagi kita daripada harus menyia-nyiakan waktu yang ada.

 

وَاللَّهُ يَقُولُ الْحَقَّ وَهُوَ يَهْدِي السَّبِيلَ

 

“Dan Allah mengatakan yang sebenarnya dan Dia menunjukkan jalan (yang benar).” (Al-Ahzab: 4)

 

Dengan tegak di atas asas-asas yang adil inilah, dunia akan bisa melakukan ta’awun yang mulia dan menciptakan perdamaian yang langgeng. Adapun dengan senandung demokrasi dan diktatorisme, keduanya adalah sebuah lagu yang kami yakin bahwa perang yang terjadi sekarang ini akan memasukkan lirik-lirik baru itu ke dalamnya. Dan setelah musibah ini, tidak akan pernah ada lagi demokrasi di dunia sebagaimana yang di kenal manusia, juga diktatorisme sebagaimana yang diketahui oleh mereka. Juga tidak akan mungkin bisa bertengger sebuah ajaran komunisme selama kondisi taklukan ini. Namun, akan ada sistem aturan pemerintahan dan sistem sosial yang dihasilkan oleh peperangan ini dan “diproduksi” oleh para pejabatnya, kemudian mereka menaruhnya sebagai kelinci percobaan baru. itu merupakan sunatullah dan undang-undang sosial.

 

Sungguh, alangkah mulianya jika para pemimpin ini suatu ketika mendapatkan petunjuk dengan cahaya Allah; tersingkap dari dalam hati, pendengaran dan penglihatan mereka tabir fanatisme yang membabi buta, menjadikan Islam yang hanif ini yang segala sesuatunya serba baik- sebagai asas bagi aturan-aturan politik, sipil, dan sosial mereka. Dengan begitu kesatuan kemanusian yang bertumpu pada asas spiritual akan terwujud dalam masa yang langgeng, di mana hal itu tidak mungkin bisa direaliasasikan kecuali oleh Islam dan hidayahnya.

 

قَدْ جَاءَكُمْ رَسُولُنَا يُبَيِّنُ لَكُمْ كَثِيرًا مِمَّا كُنْتُمْ تُخْفُونَ مِنَ الْكِتَابِ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ قَدْ جَاءَكُمْ مِنَ اللَّهِ نُورٌ وَكِتَابٌ مُبِينٌ . يَهْدِي بِهِ اللَّهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَهُ سُبُلَ السَّلَامِ وَيُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِهِ وَيَهْدِيهِمْ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

 

“Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan izin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.” (Al-Maidah 15-16)


[1] Data yang kami sebutkan ini, merupakan data statistik pada tahun 1941

No comments:

Post a Comment