Tuesday, April 20, 2021

Lima Syiar (Bagian-2)

2-Rasulullah Teladan Kami

 

TELADAN MEREKA

 

Keenambelas

 

Hal ikhwal seseorang di tengah-tengah seribu orang adalah lebih baik dari kata-kata seribu orang tentang dia. Ini adalah kata-kata hikmah yang mendalam. Dalam jiwa manusia itu terdapat kecenderungan untuk meniru, suatu fitrah dan naluri yang manusiawi. Namun ada kalanya berusaha menjerumuskan dan adakalanya berusaha menyelamatkan! Contohnya di hadapan kita banyak sekali, baik pada masa lalu maupun masa sekarang ini.

 

Adakalanya penyimpangan dalam masyarakat itu dimulai oleh tindakan atau sikap seorang pria atau wanita. Kemudian sikap dan tindakan itu dipromosikan kepada yang Iain, sampai akhirnya mereka menirunya. Kegiatan promosi ini bisa berupa kata-kata dan bisa juga perbuatan. Promosi dengan perbuatan ini adalah lebih efektif dan lebih ampuh. Lihat saja kaum Nabi Luth ketika mereka mencampakkan kaum wanita dan mencari kaum pria.

 

أَتَأْتُونَ ٱلذُّكْرَانَ مِنَ ٱلْعَـٰلَمِينَ (١٦٥) وَتَذَرُونَ مَا خَلَقَ لَكُمْ رَبُّكُم مِّنْ أَزْوَٰجِكُم ۚ بَلْ أَنتُمْ قَوْمٌ عَادُونَ (١٦٦)

 

"Mengapa kamu mendatangi jenis Ielaki di antara manusia, dan kamu tinggalkan istri-istri yang dijadikan oleh Rabb-mu untukmu, bahwa kamu adaiah orang-orang yang melampaui batas." (AsySyuara' 165-166)

 

Sudah barang tentu penyimpangan itu tidak mewabah secara tiba-tiba dan juga tidak dilakukan oleh semua orang secara bersama-sama dalam waktu yang sama. Mungkin pertama-tama hal tersebut dilakukan oleh dua orang saja, kemudian lama kelamaan penyakitnya menjalar kemana-mana sebagai penyakit menular.

Akhirnya hal tersebut berkembang pesat di tengah-tengah masyarakat sehingga yang namanya ma' ruf (kebaikan) dijadikan munkar (kejahatan) dan kemunkaran dijadikan ma'ruf. Kesucian dan kebenaran menurut logika para penyimpang itu kini dipandang sebagai suatu kebajikan.


وَمَا كَانَ جَوَابَ قَوْمِهِۦٓ إِلَّآ أَن قَالُوٓا۟ أَخْرِجُوهُم مِّن قَرْيَتِكُمْ ۖ إِنَّهُمْ أُنَاسٌۭ يَتَطَهَّرُونَ

 

"Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan: 'Usirlah mereka (Luth dan pengikut-pengikutnya) dari kotamu ini; sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura mensucikan diri." (Al-A'raf 82)

 

Dapat juga kita ambil contoh bagaimana proses penyembahan berhala-berhala yang tidak dapat memberi manfaat dan mudharat kepada mereka. Pertama sekali mungkin mereka mencintai seorang shaleh atau para pahlawan favorit. Kemudian mereka buatkan patung pahlawan itu untuk diabadikan sebagai penghormatan atas jasa-jasa mereka. Lama-kelamaan, dari penghormatan ini menjadi pengabdian diri dan penyembahan atas patung (monumen) yang mereka buat tersebut. Penyembahan inipun tidak terjadi serentak dan sekaligus. Mungkin awalnya dilakukan oleh seorang yang dilamun rasa rindu, sesat jalan, dan kehilangan tujuan. Kemudian selanjutnya tindakan ini diikuti oleh orangorang awam dan akhirnya menjadi hujah bagi orangorang yang kafir.

 

قَالُوا۟ وَجَدْنَآ ءَابَآءَنَا لَهَا عَـٰبِدِينَ

 

"Mereka menjawab: 'Kami mendapati Bapak-bapak kami menyembahnya.” (Al-Anbiya 53)

 

وَكَذَٰلِكَ مَآ أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ فِى قَرْيَةٍۢ مِّن نَّذِيرٍ إِلَّا قَالَ مُتْرَفُوهَآ إِنَّا وَجَدْنَآ ءَابَآءَنَا عَلَىٰٓ أُمَّةٍۢ وَإِنَّا عَلَىٰٓ ءَاثَـٰرِهِم مُّقْتَدُونَ

 

"Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama (nenek moyang) dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka.” (Az-Zukhruf 23)

 

Kira-kira begitulah awal mula semua kesesatan !!!

 

Ketujuhbelas

 

Asal mula kebaikan juga begitu. la dimulai oleh seorang kemudian diikuti oleh banyak orang dan akhirnya menjadi pola sikap dan pola tindak masyarakat. Jika mereka tetap mempertahankan kebenaran dan kebaikan walau sendirian maka mereka 'berhak mendapat predikat ummat.

 

إِنَّ إِبْرَٰهِيمَ كَانَ أُمَّةًۭ قَانِتًۭا لِّلَّهِ حَنِيفًۭا وَلَمْ يَكُ مِنَ ٱلْمُشْرِكِينَ (١٢٠) شَاكِرًۭا لِّأَنْعُمِهِ ۚ ٱجْتَبَىٰهُ وَهَدَىٰهُ إِلَىٰ صِرَٰطٍۢ مُّسْتَقِيمٍۢ (١٢١) وَءَاتَيْنَـٰهُ فِى ٱلدُّنْيَا حَسَنَةًۭ ۖ وَإِنَّهُۥ فِى ٱلْـَٔاخِرَةِ لَمِنَ ٱلصَّـٰلِحِينَ (١٢٢)

 

"Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang ummah yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (musyrik), (lagi) yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah. Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus. Dan Kami berikan kepadanya kebaikan di dunia. Dan sesungguhnya di akhirat dia benar-benar termasuk orang-orang yang shaleh." (An-Nahl 120-122)

 

Begitu juga halnya dengan orang-orang yang teIah menyatakan imannya kepada para Nabi Allah dan memegang teguh kebenaran yang diyakininya sampai ajalnya, yang dimulai dari seorang per seorang dan akhirnya menjadi suatu jamaah.

 

مِّنَ ٱلْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌۭ صَدَقُوا۟ مَا عَـٰهَدُوا۟ ٱللَّهَ عَلَيْهِ ۖ فَمِنْهُم مَّن قَضَىٰ نَحْبَهُۥ وَمِنْهُم مَّن يَنتَظِرُ ۖ وَمَا بَدَّلُوا۟ تَبْدِيلًۭا

 


"Di antara orang-orang mukmin itu ada orangorang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada pula yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak merubah (janjinya)." (Al-Ahzab 23)

 

Dan contoh terakhir di atas adalah ummat Muhammad Saw dan orang-orang yang menyandang panji-panji dakwah sesudah beliau. Dimulai dari Muhammad Saw dan akhirnya keluar sebagai ummat terbaik yang diturunkan untuk seluruh ummat manusia!

 

حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ مَنْصُورٍ وَأَبُو الرَّبِيعِ الْعَتَكِيُّ وَقُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ قَالُوا حَدَّثَنَا حَمَّادٌ وَهُوَ ابْنُ زَيْدٍ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ أَبِي أَسْمَاءَ عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ عَلَى الْحَقِّ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ كَذَلِكَ وَلَيْسَ فِي حَدِيثِ قُتَيْبَةَ وَهُمْ كَذَلِكَ

 

Sabda Rasulullah Saw :

"Dan senantiasa ada sekelompok dari ummatku yang dengan gigih membela kebenaran, tidak mempedulikan orang yang hendak menundukkan mereka atau orang yang bersimpang jalan dengan mereka, sampai datang takdir Allah, sedang mereka tetap kokoh pada pendiriannya itu.” (HR Muslim, Hakim dan Ahmad dalam berbagai versl)

 

Kedelapanbelas

Walau demikian kenyataannya adalah bahwa kebatilan dan kejahatan jauh lebih cepat berkembangnya bila dibandingkan dengan kebenaran dan kebajikan. Oleh karena itu, orang-orang yang benar dan baik di dunia ini selalu menjadi golongan minoritas. Orang-orang yang batil dan jahat senantiasa menjadi golongan mayoritas (yang jumlahnya banyak). 

 

وَإِن تُطِعْ أَكْثَرَ مَن فِى ٱلْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ ۚ إِن يَتَّبِعُونَ إِلَّا ٱلظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ

 

"Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah.” (Al An'am 116)

 

وَمَا يُؤْمِنُ أَكْثَرُهُم بِٱللَّهِ إِلَّا وَهُم مُّشْرِكُونَ

 

"Dan sebagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan peribadatan-peribadatan lain).” (Yusuf 106)

 

Memang jalan mendaki itü lebih sulit ditempuh dibanding jalan menurun, dan merosot ke bawah lebih mudah dari pada naik ke atas! Namun kemenangan akhir (dengan izin Allah) selalu untuk kelompok kecil ini, dan kejayaan (dengan izin Allah) selalu untuk yang benar.

 

فَلَمَّا فَصَلَ طَالُوتُ بِٱلْجُنُودِ قَالَ إِنَّ ٱللَّهَ مُبْتَلِيكُم بِنَهَرٍۢ فَمَن شَرِبَ مِنْهُ فَلَيْسَ مِنِّى وَمَن لَّمْ يَطْعَمْهُ فَإِنَّهُۥ مِنِّىٓ إِلَّا مَنِ ٱغْتَرَفَ غُرْفَةًۢ بِيَدِهِۦ ۚ فَشَرِبُوا۟ مِنْهُ إِلَّا قَلِيلًۭا مِّنْهُمْ ۚ فَلَمَّا جَاوَزَهُۥ هُوَ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَعَهُۥ قَالُوا۟ لَا طَاقَةَ لَنَا ٱلْيَوْمَ بِجَالُوتَ وَجُنُودِهِۦ ۚ قَالَ ٱلَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُم مُّلَـٰقُوا۟ ٱللَّهِ كَم مِّن فِئَةٍۢ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةًۭ كَثِيرَةًۢ بِإِذْنِ ٱللَّهِ ۗ وَٱللَّهُ مَعَ ٱلصَّـٰبِرِينَ

 

"Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang benar.” (Al-Baqarah 249)

 

بَلْ نَقْذِفُ بِٱلْحَقِّ عَلَى ٱلْبَـٰطِلِ فَيَدْمَغُهُۥ فَإِذَا هُوَ زَاهِقٌۭ ۚ وَلَكُمُ ٱلْوَيْلُ مِمَّا تَصِفُونَ

 

"Sebenarnya Kami melontarkan yang hak kepada yang batil lalu yang hak itu menghancurkannya, maka dengan serta merta yang batil itu lenyap. Dan kecelakaanlah bagimu disebabkan kamu mensifati (Allah dengan sifat-sifat yang tidak layak bagi-Nya).” (Al Anbiya 18)

 

Apabila Anda jumpai dimasa-masa lalu suatu ummat yang kafir dan sesat seluruhnya, maka tidak demikian dengan ummat Muhammad Saw. Allah Swt telah melindunginya dari keadaan seperti itü sehingga tidak akan tersesat seluruhnya, bahkan akan tetap ada di dalamnya suatu ummat atau jamaah atau kelompok yang dengan gigih menyeru kepada kebenaran.

 

حَدَّثَنَا الْعَبَّاسُ بْنُ عُثْمَانَ الدِّمَشْقِيُّ حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ حَدَّثَنَا مُعَانُ بْنُ رِفَاعَةَ السَّلَامِيُّ حَدَّثَنِي أَبُو خَلَفٍ الْأَعْمَى قَالَ سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ أُمَّتِي لَا تَجْتَمِعُ عَلَى ضَلَالَةٍ فَإِذَا رَأَيْتُمْ اخْتِلَافًا فَعَلَيْكُمْ بِالسَّوَادِ الْأَعْظَمِ

 

”Umatku tidak akan bersepakat dalam kesesatan.” (HR. Ibnu Majah - 3940 -. Diriwayatkan dalam berbagal versi dengan artl yang hamplr bersamaan, oleh Ahmad dalam sanadnya, dan Thabranl dalam Al-Kablr).

 

حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ مَنْصُورٍ وَأَبُو الرَّبِيعِ الْعَتَكِيُّ وَقُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ قَالُوا حَدَّثَنَا حَمَّادٌ وَهُوَ ابْنُ زَيْدٍ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ أَبِي أَسْمَاءَ عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ عَلَى الْحَقِّ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ كَذَلِكَ وَلَيْسَ فِي حَدِيثِ قُتَيْبَةَ وَهُمْ كَذَلِكَ

 

"Akan senantiasa ada dari ummatku sekelompok orang yang tampil membela kebenaran, mereka tidak mempedulikan orang yang menghianati atau menentang mereka, hingga ketentuan dari Allah tiba, mereka tetap dalam sikapnya itu."

 

Kesembilan belas

 

Kelompok yang dimaksud ini bisa jadi bermula dari seorang saja. Dan bisa jadi juga tetap dilakukan oleh seorang saja, dan walaupun pembela kebenaran itu hanya seorang diri namun tetap disebut jamaah atau ummat.

 

Dalam hadits yang dibawakan oleh Hudzaifah bin Al-Yamani diisyaratkan bahwa mungkin saja orang yang melakukan kebenaran itu seorang saja. 

 

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ حَدَّثَنَا ابْنُ جَابِرٍ حَدَّثَنِي بُسْرُ بْنُ عُبَيْدِ اللَّهِ الْحَضْرَمِيُّ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا إِدْرِيسَ الْخَوْلَانِيَّ أَنَّهُ سَمِعَ حُذَيْفَةَ بْنَ الْيَمَانِ يَقُولُ كَانَ النَّاسُ يَسْأَلُونَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْخَيْرِ وَكُنْتُ أَسْأَلُهُ عَنْ الشَّرِّ مَخَافَةَ أَنْ يُدْرِكَنِي فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا كُنَّا فِي جَاهِلِيَّةٍ وَشَرٍّ فَجَاءَنَا اللَّهُ بِهَذَا الْخَيْرِ فَهَلْ بَعْدَ هَذَا الْخَيْرِ مِنْ شَرٍّ قَالَ نَعَمْ قُلْتُ وَهَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الشَّرِّ مِنْ خَيْرٍ قَالَ نَعَمْ وَفِيهِ دَخَنٌ قُلْتُ وَمَا دَخَنُهُ قَالَ قَوْمٌ يَهْدُونَ بِغَيْرِ هَدْيِي تَعْرِفُ مِنْهُمْ وَتُنْكِرُ قُلْتُ فَهَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الْخَيْرِ مِنْ شَرٍّ قَالَ نَعَمْ دُعَاةٌ عَلَى أَبْوَابِ جَهَنَّمَ مَنْ أَجَابَهُمْ إِلَيْهَا قَذَفُوهُ فِيهَا قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ صِفْهُمْ لَنَا قَالَ هُمْ مِنْ جِلْدَتِنَا وَيَتَكَلَّمُونَ بِأَلْسِنَتِنَا قُلْتُ فَمَا تَأْمُرُنِي إِنْ أَدْرَكَنِي ذَلِكَ قَالَ تَلْزَمُ جَمَاعَةَ الْمُسْلِمِينَ وَإِمَامَهُمْ قُلْتُ فَإِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُمْ جَمَاعَةٌ وَلَا إِمَامٌ قَالَ فَاعْتَزِلْ تِلْكَ الْفِرَقَ كُلَّهَا وَلَوْ أَنْ تَعَضَّ بِأَصْلِ شَجَرَةٍ حَتَّى يُدْرِكَكَ الْمَوْتُ وَأَنْتَ عَلَى ذَلِكَ

 

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna telah menceritakan kepada kami Al Walid bin Muslim telah menceritakan kepada kami Ibnu Jabir telah menceritakan kepadaku Busr bin Ubaidullah Al Khadrami, ia mendengar Abu Idris alkhaulani, ia mendengar Hudzaifah Ibnul yaman mengatakan; Orang-orang bertanya Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam tentang kebaikan sedang aku bertanya beliau tentang keburukan karena khawatir jangan-jangan aku terkena keburukan itu sendiri. Maka aku bertanya 'Hai Rasulullah, dahulu kami dalam kejahiliyahan dan keburukan, lantas Allah membawa kebaikan ini, maka apakah setelah kebaikan ini ada keburukan lagi? Nabi menjawab 'Tentu'. Saya bertanya 'Apakah sesudah keburukan itu ada kebaikan lagi? 'Tentu' Jawab beliau, dan ketika itu ada kotoran, kekurangan dan perselisihan. Saya bertanya 'Apa yang anda maksud kotoran, kekurangan dan perselisihan itu? Nabi menjawab 'Yaitu sebuah kaum yang menanamkan pedoman bukan dengan pedomanku, engkau kenal mereka namun pada saat yang sama engkau juga mengingkarinya. Saya bertanya 'Adakah steelah kebaikan itu ada keburukan? Nabi menjawab 'O iya,,,,, ketika itu ada penyeru-penyeru menuju pintu jahannam, siapa yang memenuhi seruan mereka, mereka akan menghempaskan orang itu ke pintu-pintu itu. Aku bertanya 'Ya Rasulullah, tolong beritahukanlah kami tentang ciri-ciri mereka! Nabi menjawab; Mereka adalah seperti kulit kita ini, juga berbicara dengan bahasa kita. Saya bertanya 'Lantas apa yang anda perintahkan kepada kami ketika kami menemui hari-hari seperti itu? Nabi menjawab; Hendaklah kamu selalu bersama jamaah muslimin dan imam mereka! Aku bertanya; kalau tidak ada jamaah muslimin dan imam bagaimana? Nabi menjawab; hendaklah kau jauhi seluruh firqah (kelompok-kelompok) itu, sekalipun kau gigit akar-akar pohon hingga kematian merenggutmu kamu harus tetap seperti itu (HR. Bukhari)

 

Namun ini tidak berarti menyerah pasrah terhadap apa saja yang menimpa, atau hidup memencilkan diri dari masyarakat. Akan tetapi ia harus tetap berusaha terus menerus walaupun hasilnya tidak berarti. Lihatlah Nabi Nuh As yang hidup di tengah-tengah kaumnya 950 tahun lamanya namun beliau tidak berputus asa walau banyak sekali tantangan yang dihadapinya, sampai-sampai orang yang beriman dan bersamanya hanya berjumlah 13 orang. Namun demikian mereka itu sudah memenuhi syarat sebagai ummat. Mereka diselamatkan Allah Swt, sedangkan musuh-musuhnya dihanyutkan.

 

فَكَذَّبُوهُ فَأَنجَيْنَـٰهُ وَٱلَّذِينَ مَعَهُۥ فِى ٱلْفُلْكِ وَأَغْرَقْنَا ٱلَّذِينَ كَذَّبُوا۟ بِـَٔايَـٰتِنَآ ۚ إِنَّهُمْ كَانُوا۟ قَوْمًا عَمِينَ

 

"Maka mereka mendustakan Nuh, kemudian Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya di dalam bahtera, dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya)." (Al-A'raf 64)

 

Rasulullah Saw juga mengajarkan kepada kita tentang cara menghadapi hal ini.

 

الْمُؤْمِنُ الَّذِي يُخَالِطُ النَّاسَ وَيَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُمْ أَعْظَمُ أَجْرًا مِنْ الَّذِي لَا يُخَالِطُهُمْ وَلَا يَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُمْ قَالَ حَجَّاجٌ خَيْرٌ مِنْ الَّذِي لَا يُخَالِطُهُمْ

 

"Seorang Mukmin yang bergaul dalam masyarakat dan sabar menanggung gangguan mereka lebih utama dari seorang mukmin yang tidak bergaul dan tidak sabar menderita gangguan mereka." (HR. Ahmad, Turmudzl, Ibnu Majah, Bukharl)

 

فَوَاللَّهِ لَأَنْ يَهْدِيَ اللَّهُ بِكَ رَجُلًا خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ يَكُونَ لَكَ حُمْرُ النَّعَمِ

 

"Demi Allah, adalah lebih baik bagimu sekiranya Allah memberikan hidayah kepada seorang saja dengan perantaraanmu dari pada unta-unta merah." (HR. Muttafaq Alalh)

 

مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ اْلأَجْرِ مِثْلُ أُجُوْرِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْئًا، وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ ، كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا

 

"Barangsiapa mengajak (manusia) kepada petunjuk, maka baginya pahala seperti pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Dan barangsiapa mengajak (manusia) kepada kesesatan maka ia mendapatkan dosa seperti dosa-dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun" (HR. Muslim dari Abu Hurairah)

 

Firman Allah Swt.:

 

وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًۭا مِّمَّن دَعَآ إِلَى ٱللَّهِ وَعَمِلَ صَـٰلِحًۭا وَقَالَ إِنَّنِى مِنَ ٱلْمُسْلِمِينَ

 

"Siapakah yang lebih baik perkataannya dari pada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang shaleh dan berkata: 'Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri.”  (Fusshilat 33)

 

Tindakan di atas cukup berarti, walau tertib susunannya yang ideal adalah pertama termasuk orang-orang berserah diri kepada-Nya, kemudian mengerjakan amal shaleh, serta menyeru kepada Allah. Dan bahkan Allah mendahulukan dakwah kepada-Nya dari amal shaleh, dan mendahulukan amal shaleh dari pernyataan bersaksi. İni sebagai pertanda pentingnya permasalahan tersebut.

 

Akan tetapi siapa suri teladan manusia pada waktu kini?

 

Keduapuluh

 

Adapun orang yang meluncur ke dasar jurang atau yang senang hidup bergelimang di lembah noda tiada lain yang mereka jadikan teladan adalah orang-orang serupa mereka atau orang-orang yang lebih nista lagi bila dibanding mereka.

 

Begitulah orang-orang yang hidup di kubangan syahwat dijadikan suri teladannya. Mereka ditampilkan ke atas pentas dengan berbagai rupa hiasan, disorot dengan berbagai macam lampu panggung yang menarik, dan diberi beraneka rupa serta nama yang memukau: bintang, pahlawan, dan sebagainya sehingga dengan serta merta masyarakat akan meniru sang bintang yang bejat itu, dan berusaha mengikuti jejak para pahlawan palsu itu!

 

Sejumlah besar kaum wanita tergiur mengikuti jejak dan tingkah laku sang bintang, yang telah menjual tubuh dan kehormatannya kepada setan dengan harga yang sangat murah. Mereka telah mengabaikan kehormatan, harga diri, dan nilai-nilai luhur. Bahkan mereka juga teIah menganggap kehormatan diri itu sebagai hal yang kuno, harga diri itu ketinggalan jaman, dan memelihara keluhuran nilai itu sebagai khurafat dan reaksioner.


Yahudi Barat, Eropa dan Amerika berlomba datang menawarkan dagangan yang hina dina itu dengan etiket kebebasan dan kemajuan. Perdagangan budak kulit putih, dimana tubuh wanita cantik bisa disewa dan dibeli dengan harga murah, bahkan adakalanya disuguhkan gratis dengan istilah demi persahabatan dan kasih sayang!

 

Para pemuda enggan menikah sehingga sebagian besar bangsa-bangsa di Eropa kini terancam kehancuran dan dominansi bangsa asing yang datang ke negeri itu. Kekeluargaan menjadi retak dan porak poranda. Perzinaan merata di mana saja, seperti yang terlihat dalam film-film porno, di dalam bar, di tempat-tempat dansa, di hotel-hotel, dan sebagainya. Nilai dan moral sudah menjadi hancur dan lenyap sedikit demi sedikit sampai nantinya tidak tersisa lagi meskipun terhadap orang-orang paling khusus dan paling mulia di sana. Hubungan seksual antara ibu dengan anaknya, antara saudara dengan saudarinya sudah tidak aneh lagi. Sungguh suatu hubungan bejat yang tidak ada taranya walau dalam alam binatang sekalipun. Dibungkus rapi dengan berbagai filsafat palsu dan berbagai selogan ilmu palsu karena hal demikian sebenarnya tidak ada hubungannya dengan ilmu dan filsafat.

 

Peradaban Amerika dan Eropa kini sudah ada di ambang jurang kehancuran. Lebih tampak bergerak meluncur jatuh ke bawah dari pada maju ke depan.

 

Keduapuluh satu

 Apabila orang yang hidup di dasar jurang kenistaan itu terlihat menonjol sedikit saja ke atas, maka ia segera akan dijadikan pimpinan, meskipun seruan dan pekiknya 100% jahiliyah yang mengundang orang fanatik terhadap warna kulit, ras, bangsa, negara, dan nasionalisme. Walau dia tidak memiliki dasar-dasar keutamaan dan bukti-bukti keunggulan sama sekali. Dan sebagai akibatnya adalah bangsa-bangsa tersebut terseret mengikuti panggilan pimpinannya, seperti halnya segerombolan kambing berbondongbondong mengikuti orang yang membawa segenggam rumput. Sehingga akhirnya mereka terjerumus ke dalam jurang kecelakaan, baik kecelakaan materi maupun ideologi. Dan sementara itu peperangan yang berkecamuk di bawah slogan dan panji panji jahiliyah sudah menelan ribuan juta ummat manusia tanpa hasil dan tujuan yang jelas.


Itulah keadaan mereka dalam kehidupannya di dunia.

 

Di akherat kelak, para pemimpin durjana itu akan diberi tugas memimpin para pengikutnya untuk menggiring mereka masuk ke dalam api neraka.

 

يَقْدُمُ قَوْمَهُۥ يَوْمَ ٱلْقِيَـٰمَةِ فَأَوْرَدَهُمُ ٱلنَّارَ ۖ وَبِئْسَ ٱلْوِرْدُ ٱلْمَوْرُودُ

 

"la berjalan di muka kaumnya di hari kiamat lalu memasukkan mereka ke dalam neraka. Neraka itu seburuk-buruk tempat yang didatangi." (Hud 98)

 

Di tengah berkobarnya api neraka terjadi pertengkaran antara para pimpinan dan pengikutnya. Para pemimpin berusaha melepaskan diri dan mengelak dari tanggung jawab menyesatkan para pengikut. Sementara itu para pengikutnya berusaha — kalau mungkin kembali diberi kesempatan ke dunia — akan berusaha menjauhkan diri dari para pemimpin durjana itu. Namun sesal dahulu pendapatan sesal kemudian tidak berguna.

 

إِذْ تَبَرَّأَ ٱلَّذِينَ ٱتُّبِعُوا۟ مِنَ ٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُوا۟ وَرَأَوُا۟ ٱلْعَذَابَ وَتَقَطَّعَتْ بِهِمُ ٱلْأَسْبَابُ (١٦٦) وَقَالَ ٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُوا۟ لَوْ أَنَّ لَنَا كَرَّةًۭ فَنَتَبَرَّأَ مِنْهُمْ كَمَا تَبَرَّءُوا۟ مِنَّا ۗ كَذَٰلِكَ يُرِيهِمُ ٱللَّهُ أَعْمَـٰلَهُمْ حَسَرَٰتٍ عَلَيْهِمْ ۖ وَمَا هُم بِخَـٰرِجِينَ مِنَ ٱلنَّارِ (١٦٧)

 

"(Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa; dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus sama sekali. Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti: 'Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari kami'. Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali merekatidak akan keluar dari api neraka” (AI-Baqarah 166-167).

 

قَالَ ٱدْخُلُوا۟ فِىٓ أُمَمٍۢ قَدْ خَلَتْ مِن قَبْلِكُم مِّنَ ٱلْجِنِّ وَٱلْإِنسِ فِى ٱلنَّارِ ۖ كُلَّمَا دَخَلَتْ أُمَّةٌۭ لَّعَنَتْ أُخْتَهَا ۖ حَتَّىٰٓ إِذَا ٱدَّارَكُوا۟ فِيهَا جَمِيعًۭا قَالَتْ أُخْرَىٰهُمْ لِأُولَىٰهُمْ رَبَّنَا هَـٰٓؤُلَآءِ أَضَلُّونَا فَـَٔاتِهِمْ عَذَابًۭا ضِعْفًۭا مِّنَ ٱلنَّارِ ۖ قَالَ لِكُلٍّۢ ضِعْفٌۭ وَلَـٰكِن لَّا تَعْلَمُونَ (٣٨) وَقَالَتْ أُولَىٰهُمْ لِأُخْرَىٰهُمْ فَمَا كَانَ لَكُمْ عَلَيْنَا مِن فَضْلٍۢ فَذُوقُوا۟ ٱلْعَذَابَ بِمَا كُنتُمْ تَكْسِبُونَ (٣٩)

 

"Allah berfirman: 'Masuklah kamu sekalian ke dalam neraka bersama ummat-ummat jin dan manusia yang telah terdahulu sebelum kamu. Setiap suatu ummat maşuk (ke dalam neraka), dia mengutuk kawannya (yang menyesatkannya); sehingga apabila mereka masuk semuanya berkatalah orang-orang yang masuk kemudian di antara mereka kepada orang-orang yang maşuk terdahulu: 'Ya Rabb kami, mereka telah menyesatkan kami, sebab itü datangkanlah kepada mereka siksaan yang berlipat ganda dari neraka'. Allah berfirman: 'Masing-masing mendapat siksaan yang berlipat ganda, akan tetapi kamu tidak mengetahui. Dan berkata orang-orang yang masuk terdahulu di antara mereka kepada orang-orang yang masuk kemudian: 'Kamu tidak mempunyai kelebihan sedikitpun atas kami, maka rasakanlah siksaan karena perbuatan yang telah kamu lakukan.” (Al-A'raf 38-39)


وَإِذْ يَتَحَآجُّونَ فِى ٱلنَّارِ فَيَقُولُ ٱلضُّعَفَـٰٓؤُا۟ لِلَّذِينَ ٱسْتَكْبَرُوٓا۟ إِنَّا كُنَّا لَكُمْ تَبَعًۭا فَهَلْ أَنتُم مُّغْنُونَ عَنَّا نَصِيبًۭا مِّنَ ٱلنَّارِ (٤٧) قَالَ ٱلَّذِينَ ٱسْتَكْبَرُوٓا۟ إِنَّا كُلٌّۭ فِيهَآ إِنَّ ٱللَّهَ قَدْ حَكَمَ بَيْنَ ٱلْعِبَادِ (٤٨)

 

"Dan (ingatlah) ketika mereka berbantah-bantahan dalam neraka, maka orang-orang yang lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri: 'Sesungguhnya kami adalah pengikut-pengikutmu, maka dapatkah kamu menghindarkan dari kami sebagian azab api neraka.” Orang-orang yang menyombongkan diri menjawab: 'Sesungguhnya kita semua sama-sama dalam neraka karena sesungguhnya Allah telah menetapkan keputusan antara hamba-hamba(Nya).' (Al-Mukmin 47-48)

 

Keduapuluh dua

 

Seandainya para pemimpin dan para pembesar itu berada dalam kedudukan yang benar, menuntun ke jalan kebajikan dan hidayah. Hal ini semua tidak menjamin karena mereka tidak lepas dari salah dan dosa. Berbeda dengan Rasulullah Saw yang terpelihara dari dosa. Mereka - sebagai ikutan - bisa salah dan berdosa sehingga bisa menggiring para pengikutnya kepada kebaikan dan keburukan, kepada kebenaran dan kebatilan, kepada pahala dan dosa. Dan bisa jadi, mereka ini pada suatu hari akan tersesat jalan sehingga dalam tempo sekejap saja para pengikutnyapun akan tersesat semuanya. Kisah-kisah tentang hal ini sejak dahulu sudah diketengahkan kepada kita dalam Al-Qur'an.

 

وَٱتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ٱلَّذِىٓ ءَاتَيْنَـٰهُ ءَايَـٰتِنَا فَٱنسَلَخَ مِنْهَا فَأَتْبَعَهُ ٱلشَّيْطَـٰنُ فَكَانَ مِنَ ٱلْغَاوِينَ (١٧٥) وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنَـٰهُ بِهَا وَلَـٰكِنَّهُۥٓ أَخْلَدَ إِلَى ٱلْأَرْضِ وَٱتَّبَعَ هَوَىٰهُ ۚ فَمَثَلُهُۥ كَمَثَلِ ٱلْكَلْبِ إِن تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ أَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَث ۚ ذَّٰلِكَ مَثَلُ ٱلْقَوْمِ ٱلَّذِينَ كَذَّبُوا۟ بِـَٔايَـٰتِنَا ۚ فَٱقْصُصِ ٱلْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ (١٧٦)

 

"Dan bacakanlah kepada mereka berita yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi Al-Kitab), kemudian dia melepaskan diri daripada ayat-ayat itu, Ialu dia diikuti oleh setan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat. Dan jika Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan derajat ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan Iidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar dapat berpikir." (Al-A'raf 175-176)

 

Ada sebuah ceritera tentang seorang ulama. Pada awalnya dia bersahabat dengan orang-orang yang berbudi luhur. Kemudian dia masuk ke jajaran kabinet bersama para penjahat, ternyata tidak lama kemudian dia berubah watak. Dia mengeluarkan fatwa membolehkan seorang laki-laki melihat tunangannya dalam keadaan telanjang; mencium seorang wanita dengan ciuman "kebapaan", sama dengan Nabi mengusap-usap sorbannya; dan berbicara tentang seorang wanita yang terhormat, serta menyebut nama salah seorang pelacur.

 

Contoh lain adalah di Amerika Serikat. Lahirlah seorang pemimpin muslimin bernama Aliga Muhammad[1]. Banyak orang bergembira hati. Dia diikuti oleh ribuah bahkan jutaan orang, namun apa lacur dia membawa jutaan pengikutnya itu sesat bersamanya. Dia menjadikan shalat Jum'at di hari Ahad, shaum Ramadhan di musim dingin, dan sebagainya.

 

Begitulah, bahwa manusia tidak maksum dari dosa, tidak bisa dijadikan suri teladan yang hakiki.

 

TELADAN KAMI

 

Keduapuluh tiga

 

Teladan kami haruslah seorang manusia (karena kami juga ummat manusia), harus seorang maksum (yang terlindung dari kesalahan dan dosa). Hal ini agar kami terhindar dari kesalahan dan penyimpangannya dan tidak menyesatkan orang-orang yang bermakmum di belakangnya. Hak dan wewenang itu hanya dapat diberikan kepada seorang saja yaitu Muhammad Saw. Seorang Nabi dan Rasul terakhir dari Allah Swt. Kami mengakui risalahnya pada tiap-tiap kami menunaikan shalat, dan pada setiap kesempatan kami menyatakan kalimat tauhid kepada Allah Swt. Laa ilaaha illallah Muhammad dur Rasulullah, tiada ilah selain Allah Muhammad Rasul Allah. ltulah Muhammad Saw pemimpin seluruh putra Adam AS, teladan kita!

 

لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌۭ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلْيَوْمَ ٱلْـَٔاخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرًۭا

 

"Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itü suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (Al-Ahzab 21)

 

Keduapuluh empat

 

Bidang suri teladan ini dalam arti yang seluas-luasnya, yakni seluruh bidang penghayatan dan pelaksanaan ajaran Islam dalam arti yang sebenarnya, dl mana beliau memperagakan Islam itü sebagai sadu kehidupan yang dinamis di hadapan kita.

 

Dalam bidang aqidah yang mencerminkan keimanan dan keyakinan kepada Allah Swt, cinta dan rindu kepada-Nya, mengharap kasih dan perlindungan-Nya, takut dari murka-Nya, dan bertawakal kepada-Nya, dan seterusnya adalah pokok ajaran İslam.

 

Atau dalam bidang akhlak. Allah Swt memuji hal akhlak ini melalui firman-Nya:

 

وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍۢ

 

"Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (Al-Qalam 4)

 

Bagaimana panjang pikirnya, kemurahan hatinya, kejujuran kata-katanya, keteguhannya memegang amanat, kesucian perilakunya, keberaniannya, rendah dirinya, rahmatnya yang banyak, dan lain-lainnya lagi yang semuanya mencerminkan aspek-aspek keteladanan.

 

Namun satu contoh lagi yang ingin kami tampiłkan di sini adalah sifat sabarnya. Kesabarannya menghadapi berbagai rintangan dan ancaman dalam berdakwah, terutama kesabarannya dałam menghadapi kelaparan. Hal ini perlu dikemukakan agar orang-orang yang berprasangka buruk kepada Rasulullah Saw yang suka melukiskan hidup bergelimang dengan dinar dan dirham mengetahui bagaimana kehidupan Rasulullah Saw sebenarnya[2]

 

Dibawakan oleh Abu Hurairah Ra, katanya: "Aku telah masuk menemui Rasulullah Saw sedang shalat sambil duduk. Aku menegurnya: 'Ya Rasulullah! Aku melihatmu shalat sambil duduk. Apa gerangan yang Anda derita?” Beliau menjawab singkat: 'Lapar, ya Abu Hurairah!” Maka aku pun tak sanggup menahan diri dari deraian air mataku, lalu aku menangis. Maka sabdanya menghiburku: 'Jangan menangis, ya Abu Hurairah! Karena kerasnya perhitungan di hari kiamat kelak tidak akan mengenai orang yang lapar, bila ia bersabar di dalam kehidupan dunia ini.” (HR. Abu Na'im dalam Al-Hilyah)


Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Masnadnya adalah biasa Rasulullah Saw bermalam beberapa lamanya. Begitu pula keluarganya dalam keadaan lapar tidak mempunyai makan malam dan sebagian besar makanan mereka adalah roti dari jewawut." (HR. Ahmad dalam Masnad, Turmudzi dari Ibnu Abbas Ra).

 

IBADAH RASULULLAH

 

Sejak sebelum menyandang risalah, beliau sudah membiasakan diri ibadah di gua Hira. Beritikaf di sana beberapa hari lamanya dengan menjauhi tempat tidurnya, memisahkan diri dari kehidupan yang enak dan indah. Beliau hidup menyendiri untuk memohon limpahan rahmat dan karunia Allah Swt menurut millah nenek moyang Ibrahim As.

 

Setelah Allah Swt berkenan memilih dan mengangkat beliau menjadi Rasul, maka ibadah sunnahnya semakin bertambah bukan berkurang. Beliau banyak shalat malam, sujudnya dilamakan sampai menyebabkan kedua kakinya bengkak-bengkak sehingga membuat istrinya (Aisyah Ra) menegurnya:

 

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا صَلَّى قَامَ حَتَّى تَفَطَّرَ رِجْلَاهُ قَالَتْ عَائِشَةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَتَصْنَعُ هَذَا وَقَدْ غُفِرَ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ فَقَالَ يَا عَائِشَةُ أَفَلَا أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا

 

" Bila shalat, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam berdiri hingga kaki beliau bengkak. Aisyah berkata: Ya Rasulullah, mengapa Anda melakukan hal yang demikian? Bukankah Allah sudah menjamin ampunan terhadap lupa dan dosa Anda yang teIah lalu maupun yang akan datang? Maka jawab beliau: 'Apakah tidak layak jika aku menjadi hamba yang bersyukur?' (HR. Muttafaq Alalh)

 

Allah Swt senantiasa menganjurkan kami bersalawat kepadamu, wahai Rasulullah!

Dalam ibadah shaum, beliau melakukannya dan hampir tidak pernah menikmati berbuka secara layak, tetapi beliau mencegah umatnya — karena kasihnya kepada kita — agar tidak shaum terus menerus. Dan tentang shaumnya ini beliau memberi alasan kepada kita:

 

وَعَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: جَاءَ ثَلَاثَةُ رَهْطٍ إِلَى بُيُوْتِ أزْوَاجِ النَّبِيِّ  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، يَسْأَلُوْنَ عَنْ عِبَادَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَلَمَّا أُخْبِرُوْا كَأَنَّهُمْ تَقَالُّوْهَا، وَقَالُوْا: أَيْنَ نَحْنُ مِنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ؟ وَقدْ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ. قَالَ أَحَدُهُمْ: أَمَّا أَنَا فَأُصَلِّيْ اللَّيْلَ أَبَداً، وَقَالَ الْآخَرُ: وَأَنَا أَصُوْمُ الدَّهْرَ أَبَداً وَلَا أُفْطِرُ، وَقَالَ الْآخَرُ: وَأَنَا أَعْتَزِلُ النِّسَاءَ فَلَا أَتَزَوَّجُ أَبَداً. فَجَاءَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَيْهِمْ، فَقَالَ: أَنْتُمُ الَّذِيْنَ قُلْتُمْ كَذَا وَكَذَا ؟ أَمَا وَاللهِ إِنِّيْ لَأَخْشَاكُمْ لِلهِ وَأَتْقَاكُمْ لَهُ، لَكِنِّيْ أَصُوْمُ وَأُفْطِرُ، وَأُصَلِّي وَأَرْقُدُ، وَأَتَزَوَّجُ النِّسَاءَ، فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِيْ فَلَيْسَ مِنِّيْ

 

" Dari Anas Radhiyallahu anhu ia berkata, “Ada tiga orang mendatangi rumah istri-istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk bertanya tentang ibadah Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Lalu setelah mereka diberitahukan (tentang ibadah Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam ), mereka menganggap ibadah Beliau itu sedikit sekali. Mereka berkata, “Kita ini tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ! Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah diberikan ampunan atas semua dosa-dosanya baik yang telah lewat maupun yang akan datang.” Salah seorang dari mereka mengatakan, “Adapun saya, maka saya akan shalat malam selama-lamanya.” Lalu orang yang lainnya menimpali, “Adapun saya, maka sungguh saya akan puasa terus menerus tanpa berbuka.” Kemudian yang lainnya lagi berkata, “Sedangkan saya akan menjauhi wanita, saya tidak akan menikah selamanya.” Kemudian, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi mereka, seraya bersabda, “Benarkah kalian yang telah berkata begini dan begitu? Demi Allâh! Sesungguhnya aku adalah orang yang paling takut kepada Allâh dan paling taqwa kepada-Nya di antara kalian. Akan tetapi aku berpuasa dan aku juga berbuka (tidak puasa), aku shalat (malam) dan aku juga tidur, dan aku juga menikahi wanita. Maka, barangsiapa yang tidak menyukai sunnahku, maka ia tidak termasuk golonganku." (HR Muttafaq Alaih)


Beliau beritikaf selama sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan, menjauhkan diri dari syahwat terhadap wanita selama waktu tersebut. Dan pada tahun terakhirnya beliau beritikaf selama dua puluh hari non stop. Sungguh ibadahnya adalah patut ditiru.

 

MUAMALAH RASULULLAH

 

Sebagai suami beliau sangat mencintai istri-istrinya. Beliau membantu pekerjaan rumah tangganya dan memperhatikan hajat mereka. Seperti yang diuraikan dalam buku-buku sirah bahwa beliau memberi dan membagikan mereka hak dengan penuh rasa keadilan. Jika beliau sedang duduk-duduk dengan salah seorang diantara mereka, beliau lemah-lembut, murah hati, banyak senyum, dan tertawa lembut (Rlwayat Ibnu Sa'ad dan Ibnu Asaklr darl Asaklr darl Alsyah).

 

Beliau adalah seorang ayah yang ideal di hadapan anak-anaknya. Sehingga ketika beliau wafat, maka dilepas oleh putri beliau (Fathimah) dengan rasa sedih. Katanya: "Wahai ayahl Engkau telah menyambut panggilan-Nya. Wahai ayah, Firdaus adaIah tempat kediamanmu. Wahai ayah, kepada Malaikat Jibril kami menyatakan berkabung". Setelah beliau dikebumikan, Fathimah berucap: "Apakah kalian senang menimbuni mayat Rasulullah Saw dengan tanah?" (HR Bukhari)

 

Dalam hubungan dan pergaulannya dengan semua orang, beliau senantiasa lembut, cerdik dan murah hati. Jika berdagang beliau murah hati. Jika membeli beliau murah hati. Jika berurusan apapun beliau murah hati.

 

رَحِمَ اللَّهُ رَجُلًا سَمْحًا إِذَا بَاعَ، وَإِذَا اشْتَرَى، وَإِذَا اقْتَضَى

 

"Nabi Saw menyatakan: 'Allah akan merahmati seorang hamba yang bermurah hati apabila membeli, bermurah hati apabila menjual, dan bermurah hati apabila berurusan apapun."

(HR Bukhari dan Ibnu Majah).

 

Beliau adalah seorang guru sekaligus pendidik suatu generasi yang tiada tara dan tiada duanya.

 

Beliau juga seorang kepala negara, peletak dasar-dasar dan landasannya untuk dijadikan metode praktis bagi orang-orang yang berminat menegakkan kembali suatu negara Islami sebagai suatu kewajiban yang sama tingkatannya dengan kewajiban-kewajiban Iain dalam Islam[3]

 

 

3-Al-Qur'an pedoman hidup kami

 

MANUSIA DAN BERBAGAI PROGRAM

 

Keduapuluh lima

Sejak dahulu kala ummat manusia sudah berusaha keras membuat program untuk dijadikan panduan dalam kegiatan hidupnya. Sebagai contoh antara lain adalah:

  • Undang-undang Hamurabi bagi bangsa Mesir Kuno
  • Undang-undang Romawi bagi bangsa Rum
  • Uraian Kitab Weda bagi ummat Hindu


Demikianlah sejarah berbicara, ternyata yang namanya program, undang-undang buatan manusia sudah ada sejak zaman dahulu.

 

Di zaman modern inipun banyak kita lihat berbagai macam program, undang-undang dan hukum yang dibuat manusia untuk tujuan yang sama yaitu sebagai panduan kegiatan hidupnya. Kiranya dengan izin Allah Swt, kami akan mencoba mengetengahkan contoh dari bentuk lama dan yang baru itu agar kita tahu luka-luka yang mungkin akan terjadi bila masing-masing orang dibiarkan menyusun undang-undang dan hukumnya sendirisendiri.

 

CONTOH DARI YANG LAMA

 

Keduapuluh enam

 

Di bawah naungan agama Hindu yang lama yang hingga kini masih saja dihormati oleh sebagian orang dan yang hingga kini pun masih saja ada anggapan bahwa sapi itu suci sehingga dilarang untuk disembelih. Kalau ada sapi melintas jalan, maka semua lalu lintas harus berhenti menunggu hewan suci itu lewat. Jika kotorannya berserakan di jalan maka dipungut dan kemudian diletakkan di atas kepala. Malah seorang Perdana Menteri India meminum segelas air kencingnya untuk mendapatkan berkah dari tuhan yang dipalsukan itu.

 

Undang-undang hukum Hindu itu — yang merupakan penjelasan Kitab Suci Weda — menyatakan bahwa bagi penuntut ilmu hendaknya menjauhkan diri dari gula-gula, daging, wangi-wangian dan wanita. Mereka diharuskan tidak mengusap tubuh mereka dengan apapun yang berbau wangi, tidak memakai celak mata, tidak memaki sepatu, tidak berteduh memakai payung, tidak mengindahkan rizkinya bahkan bila perlu ia dianjurkan mengemis-ngemis.

 

Hukum itu membagi-bagi masyarakatnya menjadi empat kasta yaitu:

  • Brahmana, yang menurut agama Hindu bahwa mereka diciptakan dari mulut tuhan. Mereka ialah golongan pendeta, ulama, dan penguasa.
  • Ksatria, yang menurut keyakinannya bahwa mereka diciptakan dari lengan tuhan. Termasuk di sini ialah golongan perwira, bala tentara, dan pegawai negeri serta kaum terpelajar.
  • Waisya, yang menurut keyakinannya bahwa mereka diciptakan dari paha tuhan. Termasuk di sini adalah golongan kaum buruh, petani, dan saudagar.
  • Sudra, yang menurut keyakinannya bahwa mereka diciptakan dari kaki tuhan. Termasuk di sini ialah golongan orang-orang yang mengerjakan pekerjaan hina dan rendah untuk melayani golongan yang Iainnya.

1.    

Kedua puluh tujuh

 

Hukum Hindu itu menetapkan kepada ketiga golongan terakhir yaitu kasta di bawah Brahmana harus mematuhi secara mutlak segala titah perintah golongan Brahmana selaku pengurus rumah tuhan yang memahami isi Kitab Weda dan yang terkenal memiliki keutamaan, dan yang menganggap bahwa dirinya akan mendapat kebahagiaan yang lebih baik sesudah dibangkitkan dari matinya kelak.

 

Golongan Sudra tidak diperkenankan mengumpulkan kekayaan yang berlebihan meskipun ia berkemampuan untuk melakukannya. Hal tersebut disebabkan karena bisa mengganggu golongan Brahmana dan menyimpang dari kriteria Sudra yang sebenarnya.

 

Golongan rendah yang menuntut keinginan perssamaan hak dan derajat dengan golongan yang lebih tinggi harus diasingkan dan diberi tatto di paha kirinya. Jika mereka mencoba mengungguli golongan yang lebih tinggi tingkatannya dengan tongkat dan tangannya maka harus dipotong tangannya tersebut. Jika ia menendang kakinya maka kakinyalah yang harus dipotong.

 

Jika mereka memanggil nama dari golongan Brahmana dengan tidak hormat maka ke dalam mulutnya akan dimasukkan semacam pisau yang panjangnya 10 inchi, kemudian sang raja memerintahkan untuk menuangkan minyak panas ke dalam mulut dan telinganya. Lebih-lebih jika kekurangajaran tersebut melampaui batas, misalnya menyinggung kebijakan golongan Brahmana dalam tugasnya.

 

GOLONGAN YANG MODERN

 

Keputusan Parlemen Inggris pada tahun tujuh puluhan yang mengesahkan hubungan antara sesama laki-laki (homosex) dan keputusan Parlemen Syiria pada tahun delapan puluhan yang mengesahkan hukuman mati bagi semua yang menjadi anggota Ikhwanul Muslimin adalah contoh corak perundang-undangan bejat modern buatan manusia.

 

MANUSIA DAN KONSEPSI TUHAN BANYAK

 

Dua puluh delapan

 

Tentang bermacam-macam tuhan yang disebut manusia dalam kehidupannya telah dijelaskan dalam Al-Qur'an melalui lisan Nabi Yusuf As yang bertanya kepada rekan-rekannya dalam penjara.

 

"Hai kedua temanku dalam penjara, manakah yang lebih baik, tuhan-tuhan yang bermacam macam itu ataukah Allah yang Maha Esa Iagi Maha Perkasa." (Yusuf 39)

 

Ada tuhan yang berupa tata cara hidup kemasyarakatan bagi sementara orang. Baik tuhan itu berupa undang-undang, peraturan, tradisi, dan nilai-nilai yang diikuti. Dan hal itu dianut dengan penuh hidmat dan kepatuhan tanpa suatu prasangka sedikitpun bahwa hal tersebut adalah suatu kehinaan dan kerendahan.

 

Saya berkesempatan melihat suatu tradisi yang dijadikan agama oleh bangsa barat, misalkan saja perayaan hari Paskah dimana para hadirin mengenakan berbagai macam pakaian berupa kedok yang beraneka rupa — serupa burung atau hewan lainnya — dan dalam perayaan itu menari-nari dan bersuka ria sepuas-puasnya.

 

Ada lagi yang mengundangkan tata cara dalam bidang ekonomi. Misalnya saja ekonomi kapitalis, sosialis, komunis, dan sebagainya. jatuh bangun dalam mencoba berbagai filsafat, hukum, atau teori ideologi dan masingmasing pihak memandang fahamnya dengan rasa bangga.

 

Ada lagi yang dalam kehidupannya nienganut berbagai faham politik kebangsaan, demokrasi, kerakyatan, teokrasi, dan lain-lain. Dan ada diantaranya yang menganut paham politik gado-gado, sepotong dari barat dan sepotong dari timur, perlu tambal sulam dari sana sini. Nilai kemanusiaan dirobek-robek oleh ambisi politik para mereka tersebut.

 

Ada sebagian orang yang merasakan kehancuran ini, ada juga sebagian orang yang melihat bagai pengaruhnya tetapi tidak merasakan langsung. Sebagian lagi juga merasa namun tidak asal-usulnya.

 

ISLAM vs JAHILIYAH

 

Dua puluh sembllan

 

Islam menghadapi berbagai warna jahiliah seperti di atas. Salah satu bentuknya adalah jahiliyah yang mengakui adanya Allah namun menyekutukan dengan-Nya tuhan-tuhan selain Allah.

 

"Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka 'Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?' Tentü mereka menjawab; 'Allah'. Katakanlah: Segala puji bagi Allah' tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (Luqman 25)

 

"Katakanlah: 'Siapakah yang memberi rizki kepadamu dari langit dan bumi atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?'. Maka mereka akan menjawab: 'Allah'. Maka katakanlah: 'mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?. (Yunus 31)

 

Ketika Islam hadir, ia sudah menghadapi suatu warna dari masyarakat jahiliyah. Batu-batu mereka pahat dan mereka sembah. Ada juga yang membuat tuhan-tuhan dari kurma. Mereka sembah tuhan kurma itü kemudian jika mereka lapar mereka memakannya. Itulah suatu kejahiliyahan tingkat tinggi yang terjadi sebelum datangnya İslam.

 

Ada juga bentuk jahiliyah lain, misalnya:

 

"Apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, karena dosa apakah dia dibunuh?” (At-Takwlr 8-9)

 

"Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamiah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. la menyembunyikan diri dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu. (An-Nahl 58-59)

 

Dan bersamaan dengan tradisi menguburkan anak wanita hidup-hidup berkembang pula berbagai tradisi jahiliyah Iainnya, misalnya:

  •  Istri ayah merupakan bagian warisan peninggalannya.
  • Kaum wanita bebas bergaul dengan laki-laki berapa saja banyaknya. Jika ia hamil ia dapat menunjuk salah seorang dari laki-laki yang menggaulinya, yang penting ia suka.
  • Kawin istibdha yaitu seorang suami yang mengirimkan istrinya kepada salah seorang genius atau pahlawan yang dikaguminya untuk mendapatkan bibit unggul agar anaknya kelak menjadi genius dan pemberani.
  • Kawin as-syighar yaitu seorang laki-laki yang kawin dengan seorang perempuan dengan syarat saudara laki-laki perempuan tersebut kawin dengan saudara perempuannya.

·      

Ketlga puluh

 

Islam tidak kenal kompromi dengan berbagai rupa jahiliyah semacam itu. Islam juga tidak mau menerima penyelesaian secara setengah-setengah, tetapi Islam dengan tegas menyatakan pilih Islam atau pilih jahiliyah!

 

"Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik dari (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin? (AI-Maidah 50)

 

KEISTIMEWAAN MANHAJ ISLAM

 

Ketiga puluh satu

 

Manhaj (metode) Islam diwarnai dengan warna pemiliknya dan yang menurunkannya.

 

"Shibghah Allah. Dan siapakah yang lebih baik shibghahnya daripada Allah? Dan hanya kepadaNya-lah kami menyembah." (Al-Baqarah 138)

 

Dari ayat tersebut dapat dikatakan bahwa keistimewaan yang utama dan pertama dari metodeNya adalah dia bersifat rabbani. Sedangkan keistimewaan lainnya adalah:

 

1.     Manhaj rabbani, karena ia datangnya dari Allah dan didapatkan di dalam wahyu, baik berupa Kitab maupun Sunnah Rasul-Nya.

 

2.     Manhaj Rahim, karena ia diturunkan dari Allah yang maha Rahman dan Maha Rahim. 

 

"Dan tiadalah Kami mengutus kamu melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam." Anbiya 107). 

 

"Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu." A'raf 156)

 

3.     Manhaj Keadilan, karena ia datang dari Allah yang Maha Adil. 

 

"Sungguh Allah menyuruh (kamu) berlaku adil berbuat kebajikan." (An-Nahl 90).

 

"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya menetapkan dengan adil."   58). 

 

"Wahai orang-orang yang beriman, jadilah orang yang benar-benar menegakkan keadilan, menjadi saksi karena Allah walaupun terhadap sendiri, atau ibu bapak, atau kaum kerabatmu." (An-Nlsa' 135). 

 

"Hai orang-orang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan benaran) karena Allah, menjadi saksi dengan Dan janganlah sekali-kali kebencian terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku adil. Berlaku adillah karena adil itu lebih dekat kepada taqwa." (Al-Maldah 8). 

 

"Wahai hambaku. Sungguh Aku sudah mengharamkan kezaliman kepada diri-Ku dan Aku mengharamkannya di antara kamu, maka janganlah kamu saling bertindak zalim." (HR. Muslim)

 

Itulah manhaj rabbani tentang keadilan. Sangat berbeda dengan manhaj (Metode) keadilan yang dikumandangkan manusia. Konsep keadilan yang terakhir ini adalah semua meragukan, karena pada dasarnya manusia tidak punya kemampuan apa apa, oleh karena itu ia tidak mungkin memberikan hal itu. Adalah mustahil jika manusia terbebas dari hawa nafsu, dari kepentingan pribadi, dan dari pengaruh lingkungan masyarakat sekitarnya.

 

Sudah kami perlihatkan contohnya dengan jelas di atas. Umat Hindu — misalnya — membagi-bagi manusia dalam kelas-kelas (kasta-kasta). Dan sedikit banyak sudah kami perlihatkan keadilan yang diperagakan oleh sistem sosialis, demokratis, komunis, dan sebagainya.

 

4.     Manhaj Efektif, karena ia mempertemukan ganjaran dunia — yang memiliki daya guna lebih ampuh dari daya guna keadilan duniawi lainnya — dengan pahala akhirat yang tidak dimiliki oleh sistem duniawi lainnya. Oleh karena itu sistem Islam akan berpengaruh kuat pada batin seseorang bahkan ia dapat menjelma menjadi pelindung dan pengawal sistem, sehingga tidak perlu adanya pengawalan dari pihak lain walau tersedia.

 

5.     Manhaj yang Tetap tetapi Fleksibel, karena sumber, kaidah, dan nilai-nilainya memang tetap namun rincian dan problemnya dapat dikembangkan sesuai dengan keadaan. Hal ini tidak lain disebabkan bahwa Islam diundangkan oleh dzat/sumber yang paling mengetahui permasalahan hajat manusia yang selalu berkembang. Dan selain dari manhaj ini tidak terdapat lagi di muka bumi ini manhaj yang mempertemukan kedua hal di atas.

 

Undang-undang dasar hasil karya manusia yang paling lama ialah UUD Inggris yang disusun pada abad XII M, namun bila kita pelajari ternyata ia hanya sepotong dan tidak utuh. la tidak memiliki berbagai nilai khusus seperti yang telah saya sebutkan. Dan selain dari itu ia telah mengalami banyak perubahan dan tambal sulam di sana-sini. Begitu pula halnya dengan kitab kitab samawi yang ada, banyak mengalami perubahan dan penggantian kecuali kitab dan dien Muhammad Saw. Ingatlah jaminan Allah Swt.

 

"Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya." (Al-Hljr 9)

 

Seseorang yang menginginkan kelanggengan suatu manhaj buatan manusia adalah tidak akan mungkin. Hal di atas disebabkan karena manhaj tersebut akan kehilangan fleksibilitasnya dan dengan sendirinya ia juga tidak akan mampu menghadapi berbagai masalah yang senantiasa berkembang. Sedangkan manhaj Allah mampu men. jadi fleksibel dan sanggup menghadapi berbagai masalah yang senantiasa berkembang karena ia diundangkan oleh sumber/dzat yang Maha Tahu, misalnya dengan metode qiyas[4]. Semua sumber tersebut menambah khasanah fiqih Islam dengan berbagai metode pemecahan masalah (problem) yang senantiasa berkembang pada setiap saat dan tempat.

 

6.     Manhaj Universal, karena berlaku umum untuk seluruh dunia Islam dan meliputi seluruh pribadi Islam meskipun ia pergi atau tidak tinggal di suatu negara Islam. Seorang Muslim tetap terkena aturan hukum manhaj ini.

 

Berlaku terus sepanjang masa sejak zaman Rasulullah, sesudahnya sampai hari kiamat. Karena dien ini adalah dien akhir zaman.

 

"Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kita-kita yang Iain itu." (Al-Maldah 48)

 

"Dia (Muhammad) adalah rasul dan penutup NabiNabi." (Al-Ahzab 40)

 

Berlaku umum bagi seluruh warga negara dalam semua permasalahan dunia, akhirat, politik, agama, ekonomi, dan permasalahan sistem kemasyarakatan. Di dalamnya, semua individu, keluarga, dan bahkan semua bangsa selama mereka menyatakan laa ilaha illallah wa Muhammadar rasulullah. Dengan pernyatan di atas berarti seorang muslim telah melakukan baiat setia untuk mematuhi manhaj ini karena ia telah yakin bahwa selain manhaj ini tidak akan ditemukan manhaj Iain yang lebih berkenan dalam hatinya dan lebih luas jangkauannya (meliputi segala-galanya).

 

APA YANG DIBERIKAN MANHAJ MANUSIA?

 

Ketiga puluh dua

 

Manhaj buatan manusia adalah manhaj yang telah mengakibatkan perpecahan secara zalim antara yang kuat dengan yang lemah, perpecahan secara zalim antara berbagai golongan dan kasta, antara yang kaya dengan yang miskin, antara yang terhormat dengan yang terhina. Manhaj ini telah mengakibatkan peperangan yang tidak kenal ampun antara berbagai suku dan bangsa, bahkan antara berbagai bangsa yang sebenarnya tidak mempunyai kepentingan langsung dengan peperangan tersebut.  

 

Manhaj ini juga memberi wewenang kepada suatu kelompok untuk merampas hak kebebasan manusia. Suatu kali mereka mengatasnamakan theokrasi, suatu kali dengan nama demokrasi, spatu kali dengan nama nasionalis, suatu kali dengan nama komunis, dan Iain-Iain. Memang berbeda. beda namanya akan tetapi pecut dan penjara yang mereka gunakan satu.

 

Sistem ekonomi mereka telah menimbulkan berbagai kezaliman, krisis, pengangguran, revolusi ekonomi, wewenang merampas hak jerih payah um. mat manusia, dan berbagai bentuk kerusakan Iain karena dorongan hawa nafsu pribadi.

 

Sebagai suatu fakta, maka sejarah bangsa bangsa telah menjadi saksi bahkan saksi yang paling baik!

 

Sedang pada masa kini, kita lihat bahwa sistem buatan manusia yang paling canggihpun ternyata hanya membawa kesengsaraan hidup warganya walau senantiasa selalu ditutup-tutupi dengan berbagai selubung palsu. Dimulai dengan senyum yang dibuat-buat[5] sampai pada ciuman dingin yang dipaksakan dan berakhir pada pesta pora yang hambar. Kesemuanya merupakan gambaran suatu kehidupan yang hambar dari suatu individu, keluarga, dan masyarakat.

 

APA YANG DIBERIKAN MANHAJ ALLAH?

 

Ketiga puluh tiga

 

Manhaj Allah akan memberi dan senantiasa selalu memberikan banyak kepada ummat manusia. Dan tentü saja pemberian manhaj Allah ini lebih baik dari semua pemberian yang lain. Itulah pemberian yang hakiki, murah sekali dan tidak akan pernah kering apalagi habis.

 

"Katakanlah: 'Jika lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Rabb-ku sungguh habis lautan sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Rabbku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itü pula.” (AI-Kahfi 109)

 

Dan fiqih Islam setiap hari senantiasa diperkaya dengan proses dan kasus baru dalam berbagai bidang, ini semua bersumber dari pemberian Allah Swt.

 

Ketiga puluh empat

 

Pemberian Allah itü berupa rahmat perorangan yang dikeluarkan-Nya dari kegelapan kepada yang terang benderang, dari alam kesempitan ke alam luas, dari kegelisahan ketenangan.

 

"Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-Iah hati menjadi tenteram." (Ar-Rad 28)

 

Maka orang tersebut hidup di bawah naungan manhaj Allah dengan kedamaian dan ketentraman dalam dirinya di dalam masyarakat tempat hidupnya dan merasakan apa yang tidak dirasakan oleh seseorangpun dalam masyarakat penganut manhaj Iain.

 

Ketiga puluh lima

 

Pemberian manhaj Allah itu meliputi semua keluarga dalam bentuk suatu ikatan erat yang mengatur hubungan dan pembinaan atas dasar jalinan mawaddah dan rahmah, kasih sayang.

 

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tandatanda bagi kaum yang berpikir." (Ar-Rum 21).

 

Manhaj ini sangat memperhatikan kedudukan bapak dan ibu sehingga dapat dikatakan bahwa sampai kini tidak ada suatu sistem yang menaruh perhatian sebegitu besarnya.

 

"Dan Rabb-mu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau dua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: 'Wahai Rabb-ku, kasihilah mereka berdua, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil'." (Al-lsra' 23-24)

 

Perintah berbuat baik kepada ibu bapak langsung diberikan setelah perintah pengabdian diri seorang hamba kepada-Nya.

 

Dan anjuran seperti itu juga diulang-ulang ayat-ayat lain.

 

"Katakanlah: 'Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Rabb-mu, yaitu janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapak." (Al-An'Am 151)

 

Malah Allah menjadikan kedurhakaan kepada ibu bapak sebagai kabair, dosa yang paling berat sesudah kemusyrikan.

 

"Sabda Rasulullah Saw: 'Maukah aku memberitahukan kepadamu tentang dosa kabair yang paling berat?. Kami serentak menjawabnya: 'Mau, wahai Rasulullah'. Maka sabda beliau: 'Musyrik kepada Allah dan durhaka kepada ibu bapak'. Semula ia duduk miring, kemudian ia membetulkan duduknya seraya melanjutkan sabdanya: 'Ingatlah, dan bicara bohong dan saksi palsu'. Beliau mengulang-ulangnya, sampai kami pikir kenapa beliau tidak mau berhenti." (HR Muttafaq alalh dari Abi Barakah Nafi' bin AI-Harits).

 

Sungguh sangat memprihatinkan jika kita melihat nasib orang-orang tua dan jompo di negeri negeri Barat. Bagaimana anak-anak sampai tidak mengenal ibu bapaknya ketika keduanya sudah berusia lanjut? Bagaimana kedua orang tua yang naas itu sampai tidak mempunyai teman dekat, selain anjing? Sampai-sampai mereka itu menjadi intim sekali hubungannya dengan anjingnya tersebut bahkan lebih intim daripada berhubungan dengan manusia Iainnya. Atau mungkin karena peran binatang tersebut dalam hidupnya sangat hebat ketika para kerabat sudah menjauh?

 

Orang tua lanjut usia itu — baik ibu atau bapak berbulan-bulan atau bertahun-tahun tidak melihat/bertemu dengan anak-anaknya, tidak ada tetangga yang menjenguknya, dan apabila mereka sakit maka tidak ada seorang pun datang menengoknya. Jika mereka sudah jompo maka tidak ada seorang pun yang datang atau menziarahinya. malah jika ia meninggal dunia pun maka baru ada orang banyak mengetahuinya setelah beberapa hari kematiannya. Malah ada yang tidak diketahui sekali bahwa dia sudah meninggal, sampai ada busuk dihembus angin ke mana-mana.

 

"Patutkah Kami menganggap orang-orang beriman dan mengerjakan amal yang shaleh sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan muka bumi? Patutkah (pula) Kami menganggap orang-orang yang bertaqwa sama dengan orang yang berbuat maksiat?" (Shaad 28)

 

Ketiga puluh enam

 

Anugerah Allah meliputi seluruh anggota masyarakat. Hubungan sesamanya dibina atas kasih sayang dan rahmat, seperti layaknya tubuh; apabila salah satu anggota tubuh tersebut sakit maka seluruh anggota tubuh ikut merasakan sakitnya itu dan tidak dapat tidur. Demikianlah Rasulullah Saw memberi tamsil tentang masyarakat mukmin dengan kasih sayang dan cinta.  Maka berdirilah suatu masyarakat ekonomi taawun. Tidak boleh ada di antara anggota masyarakat yang memejamkan matanya terhadap anggota masyarakat Iain yang dalam keadaan lapar dan sengsara seorang diri. Dan dalam bidang politik ditegakkan suatu masyarakat atas dasar kerjasama politik yang mempunyai program membela teraniaya dan mengalahkan kaum zalim.

 

"Dan bagi orang-orang yang apabila mereka diperlakukan dengan zalim mereka membela (Asy-Syura 39)

 

Ketiga puluh tujuh

 

Dengan diterapkannya manhaj Allah akan menghidupkan bangsa dan membangkitkan ummat.

 

"Dan di antara orang-orang yang Kami ciptakan ada ummat yang memberi petunjuk dengan hak, dan dengan yang hak itu (pula) mereka menjalankan keadilan." (Al-A'raf 181)

 

Yaitu ummat yang dalam tempo setengah abad mampu membebaskan separuh dunia dari kegelapan, dan dalam waktu delapan puluh tahun sudah dapat menaklukkan berbagai daerah yang tidak dapat ditaklukkan Kekaisaran Romawi dalam tempo delapan ratus tahun.

 

Siapakah ummat tersebut? Tidak lain mereka adalah ummat yang sebelumnya terdiri dari berbagai-bagai kabilah yang saling berperang dan bangga satu terhadap lainnya. Jika mereka diserang kabilah yang satu, maka mereka menyerang kabilah lainnya. Tetapi setelah Islam mereka semua bersatu. Tentang keadaan mereka sebelum Islam dilukiskan:

 

"Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benarbenar dalam kesesatan yang nyata." (AI-Jumu'ah 2)

 

Suatu anugerah telah diberikan manhaj Allah sehingga dunia membuka pintu dan hatinya. maka berbondong-bondonglah warga dunia menyambut ajaran-Nya yang ditawarkan tanpa paksa.

 

"Tidak ada paksaan untuk (memasuki) dien (Islam), sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari jalan yang salah." (AI-Baqarah 256)

 

Beberapa daerah dan benua dibebaskan tanpa setetes darah. Jika ada peperangan yang dikobarkan maka kegiatan itu tidak untuk menaklukkan bangsa-bangsa atau dimaksudkan agar mereka terpaksa masuk Islam akan tetapi untuk menghancurkan para thaghut yang menjadi penghalang. Mereka tidak memberi hak memilih dan kebebasan kepada bangsa-bangsanya untuk secara bebas memilih hari depannya. Fakta mengenai hal ini banyak sekali sehingga tidak perlu untuk diuraikan lagi.

 

Ketlga puluh delapan

 

Kini timbul berbagai pertanyaan. Kenapa pengamalan manhaj Allah berhenti? Kami jawab secara langsung bahwa berhentinya karena kita semua bukan karena Dia.

 

Kini yang kita hadapkan adalah punggung kita dan kita berpaling dari ajaran-Nya. Hal itu seperti seseorang yang menghadapkan punggungnya ke arah sinar matahari dan memasang penghalang an. tara   dia dan matahari itu kemudian bertanya: Kenapa saya tidak melihat matahari? atau Kenapa sinar matahari itu tidak memberi manfaat kepada saya?

 

"Dan Allah tidak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang senantiasa menganiaya diri mereka sendiri." (An-Nahl 33)

 

Jika saja kita mau kembali kepada-Nya se. bagaimana generasi pertama di zaman Rasul maka sudah tentu tidak ada alasan Iagi manhaj Allah un. tuk memberikan apapun yang kita harapkan sesuai janjinya.

 

Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (dien)-Nya. Sesungguhnya Allah benarbenar Maha Kuat Iagi Maha Perkasa." (Al-Haj 40)

 

"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amalamal yang shaleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi. Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka dien yang telah diridhaiNya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan (menukar) keadaan mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman tenteram. Mereka tetap menyernbah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun denganlAku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasiq. " (AnNur 55)

 

 

4-Jihad adalah jalan juang kami

 

KENAPA BERJIHAD?

 

Ketlga puluh sembllan

 

Karena suatu tujuan maka jiwa manusia diciptakan-Nya untuk diliputi rasa takut dan rindu. Rindu akan janji yang menggiurkan dan takut akan ancaman yang mengerikan.

 

"Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itü (alan) kefasikan dan ketaqwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang-orang yang mengotorinya.” (Asy-Syams 7-10)

 

Karena hal di atas Allah menyandang dua sifat yang berlawanan sekaligus, subhanallah.

 

"Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku bahwa sesungguhnya Aku-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, dan sesungguhnya azabkKu adalah azab yang sangat pedih.” (Al-Hijr 49-50)

 

Di akhirat kelak di jamin adanya suatu 

 

"Kepada sorga yang luasnya seluas langit bumi yang disediakan untuk orang-orang bertaqwa.” (Ali İmran 133)

 

Tetapi dalam waktu yang sama diberitahu adanya suatu siksa.

 

"Api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At-Tahrlm 6)

 

Bahkan di dunia inipun Allah Swt menentukan — seperti yang diketahui semua orang — dua tuk balasan, yaitu pahala dan hukum. Misalnya saja pada tingkat individu dikenal penentuan hükum hudud, qishas, dan ta'azir (celaan). Sedangkan pada tingkat bangsa-bangsa ada ketentuan yang disebut jihad, yang diartikan secara sempit sebagai qital (peperangan). Dalam hükum internasional perang dianggap sebagai hukuman atas pelanggaran hükum internasional.

 

Dalam syariat Islam jihad itu diundangkan untuk memelihara eksistensi dan kesinambungan hukum Allah, dan untuk menyingkirkan semua rintangan yang menghambat dakwah Islam.

 

HUKUM JIHAD

 

Keempat puluh

 

Jihad itu hukumnya fardhu ain (wajib mutlak) untuk hal-hal berikut:

1.     Menegakkan syariat Allah.

"Dan perangilah mereka supaya tidak ada fitnah dan supaya dien ini semata-mata bagi Allah." (AlAnfal 39)

2.     Untuk mempertahankan negara Islam atau untuk mengembalikan negara Islam yang dirampas musuh.

3.     Dapat menjadi fardhu kifayah jika dalam rangka membebaskan daerah baru dari kejahiliyahan.

 

PAHALA JIHAD

 

Keempat puluh satu

 

Jihad banyak ditemukan dalam Al-Qur'an dan Sunnah Rasul. Kadang-kadang jihad itu disebut qital (perang).

 

"Dan berjihadlah dengan hana dan dirimu di jalan Allah." (At-Taubah 41).

 

"Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui. " (AIBaqarah 216)

 

"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang Mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan sorga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar." (At-Taubah 111).

"Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita, maupun anak-anak yang semuanya berdoa: 'Ya Rabb kami, keluarlah kami dari negeri ini yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau." (An-Nisa' 75)

 

"Ada seorang berkata: "Ya Rasulullah, tunjuki aku pekerjaan apa yang pahalanya sama dengan jihad?' Maka jawab beliau: 'Aku tidak menemukannya'.” (Muttafaq alalh).

 

"Dikatakan bahwa Rasulullah Saw pernah bersabda: 'Sungguh di sorga itü terdapat seratus tingkatan yang diperuntukkan oleh Allah kepada kaum Mujahiddin fi Sabilillah, di antara masing masing tingkatan itu jaraknya sama dengan jarak antara langit dan bumi.” (HR. Bukhari).

 

"Dikatakan bahwa Rasulullah Saw pernah bersabda: 'Tidak akan masuk api neraka seorang yang menangis karena takut Allah, sehingga pulih kelakuannya untuk beribadat dan tidak akan bertemu kepada seseorang antara debu di medan perang dengan asap api neraka.” HR Tumudzi).

 

"Dibawakan oleh Abi Musa bahwa ada seorang badui datang kepada Rasulullah Saw dan bertanya: 'Ya Rasulullah, ada orang yang berperang karena ingin mendapat kemenangan (rampasan) perang, ada lagi yang berperang karena ingin dikenang, ada lagi yang berperang untuk diketahui orang derajatnya. (Dan ada riwayat lain: berperang karena ingin dikatakan berani, karena marah atau gusar) maka siapakah yang di jalan Allah?' Maka jawab Rasulullah Saw: 'Siapa yang berperang dengan cita-cita ingin meninggikan kalimat Allah maka dialah yang di jalan Allah.” (HR. Muttafaq Alaih).

 

KITA DAN JIHAD

 

Keempat puluh dua

 

Jika kita lihat situasi pada saat ini dimana masyarakat Islam sudah tidak lagi memberlakukan syariat Allah yang menyebabkan ummatnya porakporanda, negara (Islam)nya dilenyapkan dari muka bumi, dan tanah airnya dijadikan bahan rebutan penjajah kafir Komunis, Yahudi, Kristen. Maka masih adakah yang ragu-ragu bahwa jihad itu fardhu ain hukumnya???

 

Apakah masih ada jalan lain untuk menangkis semua kejahatan mereka dan untuk meraih kebenaran selain dari pada jalan jihad??

 

Bukankah kita kini berada di tengah-tengah zaman yang telah diramalkan oleh Rasulullah Saw.

 

"Hampir-hampir seluruh bangsa mengerumuni kamu seperti orang mengerumuni sebuah hidangan makanan'. Seorang sahabat bertanya: 'Ya Rasulullah, apakah karena jumlah kita waktu itu sedikit?'. Rasulullah menjawab: 'Tidak. Malah ketika itu jumlah kamu banyak. Namun kamu terapung-apung laksana buih air bah. Wahan masuk menyusup ke dalam hati kalian dan rasa gentar musuh terhadap kamu dicabut karena cinta kamu kepada dunia dan takut mati. " (HR. Abu Daud)

 

Dalam kondisi demikian, apakah belum saatnya kita cinta mati? Bukan cinta dunia. Ini agar semua yang hilang dari kita dapat kembali dan tidak dapat menderita kerugian apapun - dunia dan akhirat - kecuali terhadap takdir Allah bagi kita.

 

Karena itulah hendaknya semboyan "jihad adalah jalan perjuangan hidup kami" harus dicamkan dalam hati dan diamalkan dalam tingkah laku kita.

 

 

5-Syahid di jalan Allah cita-cita kami tertinggi

 

SYAHID Dl JALAN ALLAH

 

Syahid di jalan Allah berkaitan erat dengan jihad fi sabilillah dan antara keduanya tidak bisa dipisah-pisahkan. Artinya orang yang mempunyai semangat ingin mati syahid atau mati di jalan Allah senantiasa terdorong berjihad untuk mencegah berkobarnya peperangan serta untuk menyingkirkan penyakit wahan (takut mati dan cinta dunia).

 

KEUTAMAAN SYAHID Dl JALAN ALLAH

 

Keempat puluh empat

 

"Dan janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang syahid di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Rabb-nya dengan mendapat rizki, mereka dalam keadaan gembira disebabkan kurnia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang beşar dari Allah dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orangorang yang beriman.” (All İmran 169-171)

 

"Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang syahid di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itü hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.” (Al-Baqarah 154)

 

"Allah mengampuni semua dosa orang yang syahid kecuali hutangnya. (HR. Musllm)

 

Dibawakan oleh Qatadah bahwa Rasulullah Saw pernah berpidato dan menyebut-nyebut jihad fi sabilillah serta iman kepada Allah adalah pekerjaan paling utama bagi manusia. Kemudian ada seorang laki-laki yang bertanya:

"Ya Rasulullah, apakah jika aku syahid di jalan Allah dosa-dosaku akan terhapus semuanya? Maka jawab Rasulullah Saw: 'Ya, jika engkau syahid di jalan Allah dalam keadaan sabar, tawakal, melawan dan tidak lari (dari musuh); kecuali hutang(mu). Demikian kata Jibril kepadaku'.” (HR. Muslim)

 

"Menurut Jabir Ra, katanya: Ada seseorang bertanya kepada Rasulullah Saw: 'Ya Rasulullah, kemanakah aku nanti jika aku gugur dalam perang ini?' Maka jawab beliau: 'Ke sorga'. Kemudian orang tersebut mencampakkan beberapa butir kurma yang ada di tangannya, majü ke medan perang dan berperang dengan gigih sampai syahid.” (HR. Muslim)

 

Dalam perang Uhud Rasulullah Saw pernah bersabda:

'Sungguh nyawa saudara-saudaramu itü berada pada pundi-pundi paruh burung hijau di sorga. la terbang ke sana ke mari dengan leluasa, ke sungai-sungai yang ada dan memakan buah-buahannya, kemudian ia kembali hinggap pada lampu-lampu dari emas yâng bergantungan di bawah Arsy'. Jika kalian suka maka bacalah: "Dan janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang syahid di jalan Allah itü mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Rabb-nya dengan mendapat rizki, mereka dalam keadaan gembira disebabkan kurnia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergembira terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati'.” (Bacalah keterangan ibnu Katsir dalam tafslrnya, dan Shahlh Musllm).

 

Dalam hadits lain diutarakan:

"Sungguh seorang yang syahid itü di sisi Rabbnya memiliki tujuh keutamaan.

1.     Diampuni segala dosanya sejak darah pertamanya mengalir;

2.     Bisa melihat tempatnya kelak di sorga;

3.     Diberi pakaian keindahan;

4.     Dijodohkan dengan tujuh puluh bidadari;

5.     Dilindungi dari siksa kubur;

6.     Diselamatkan dari hari yang sangat mengerikan di hari kiamat;

7.     Di kepalanya dikenakan mahkota keagungan dari yakut, ia lebih utama dari dunia dan seisinya; dan diberi wewenang memberikan syafaat kepada 70 orang dari anggota keluarganya.” (HR Ahmad dalam Masnad, Turmudzi, dan İbnu Majah).

 

ADA APA DENGAN KEMATIAN

 

Keempat puluh lima

 

"Rindukanlah kematian niscaya kau akan dianugerahi kehidupan". Tidak salah lagi ucapan Abu Bakar itu. Sungguh benar bahwa kerinduan pada kematian itu akan mengobati penyakit wahan —seperti diutarakan di ataş— dan membangkitkan semangat kehidupan —seperti yang sudah diketahui umum—

 

Akan membangkitkan semangat kehidupan ummat dalam arti yang sebenarnya. Bukan sembarang kehidupan seperti kehidupan manusia tamak terhadap hidup. Karena keserakahan terhadap kehidupan itu akan mendatangkan penyakit wahan dan akan menjerumuskan manusia ke lembah kehinaan. Karena sebab inilah Allah menunjuk bangsa Yahudi sebagai bahan telaah.

 

"Dan sungguh kamu akan mendapati mereka (Yahudi), se-tamak-tamak manusia kepada kehidupan (di dunia).” (AI-Baqarah 96).

 

Perhatikanlah kata hayaatin yang dalam ilmu nahwu (tata bahasa) dikatakan nakirah, indefinite, tak tentu. Sehingga artinya adalah bahwa mereka tidak punya prinsip, mereka tidak peduli apapun warna dan bentuk kehidupannya, yang penting hidup. Sebaliknya: "Rindukanlah kematian niscaya engkau akan dianugerahi kehidupan". Kata al-hayaat dikatakan mu'arrafahdefinite, tertentu. Sehingga artinya adalah suatu kehidupan yang mulia lagi terhormat. Bukan asal hidup.

 

Keempat puluh enam

 

Demikianlah soal kehidupan yang terpampang jelas kepada kita dalam sejarah ummat İslam. Ketika mereka merindukan kematian justru diberikannya kehidupan merdeka, mulia, dan terhormat, bahkan dalam waktu setengah abad saja ia sudah berhasil membebaskan separuh bagian dunia.

 

Namun sesudah mereka berebutan ingin kehidupan tanpa peduli kehidupan macam apa yang dijalani, pokoknya yang penting hidup dan jangan mati maka mulailah mereka terjerumus ke lembah kehancuran hidup yang hina dina. Mereka tidak mendapatkan apa-apa di sana kecuali apa yang sudah ditetapkan Allah Swt kepadanya.

 

Keempat puluh tujuh

 

Sedang di akhirat —seperti yang sudah diutarakan— bahwa kepada mereka dijanjikan akan mendapatkannya. "Apa-apa yang belum pernah dilihat mata, belum pernah didengar telinga, dan belum pernah terlintas dalam hati seorang manusia pun". Malah yang dijanjikan kepada para Mujahidin adalah kedudukan yang lebih tinggi dari itu semua, yaitu ada seratus kelas/tingkatan di dalam sorga yang tidak akan diperoleh oleh siapapun sesudah para nabi dan shidiqin, yaitu para syuhada!

 

"Dan para syuhada di sisi Rabb mereka, bagi mereka pahala dan cahaya mereka." (Al-Hadid 19)

 

"Dan barang siapa yang mentaati Allah dan rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu nabi-nabi dan para shidiqin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang yang shaleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya." (An-Nisa' 69)

 

Selain keutamaan di atas, di Sisi Rabb-nya, para syuhada itu diberi tujuh buah keutamaan, yaitu awalnya diberi maghfirah dan yang akhir adalah diberi hak memberi syafaat.

 



[1] Kepemimpinannya dilanjutkan oleh putranya, dan putranya ini banyak melakukan perbaikan terhadap ajaran yang telah banyak dirusak bapaknya. mudah-mudahan kami dan dia mendapat taufiq.Nya

[2] Dałam sebuah selebaran missi Kristen Jerman dilukiskan Rasulullah bergelimang dinar, padahal mereka tahu bahwa kenyataannya tidak demikian

[3] untuk lebih jelasnya silahkan membaca Al-Mujahid Said Hawwa yang berjudul Ar-Rasul

[4] Al-Qiyas, Al-Istihsan, Al-Istislah, dan Al.Úrf merupakan istilah fiqih yang merupakan bagian dari sumber syariat hukum Islam yang fleksibel. Lihat Buhuts fi Usulil Fiqhi oleh Dr. Ak-Husaini Yusuf As-Syekh

[5] Tradisi orangeorang barat jika melepas suami atau istrinya selalu diberi senyum dan ciuman yang sengaja dilakukan di depan umum untuk menampakkan kebahagiaan hidup yang tidak sebenarnya. Padahal hubungan di antara keduanya hampa dan hambar. Mereka mengadakan pesta pora dengan minuman keras untuk menutupi kegagalan dan kesengsaraan hidup mereka yang sebenarnya