Wednesday, April 22, 2020

Cinta Karena Allah. Cinta berasal dari Allah

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا أَحَبَّ اللَّهُ عَبْدًا نَادَى جِبْرِيلَ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبَّهُ فَيُحِبُّهُ جِبْرِيلُ فَيُنَادِي جِبْرِيلُ فِي أَهْلِ السَّمَاءِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبُّوهُ فَيُحِبُّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ ثُمَّ يُوضَعُ لَهُ الْقَبُولُ فِي أَهْلِ الْأَرْضِ
 Dari Abu Hurairah ra dari Nabi Muhammad saw bersabda: Jika Allah mencintai seorang hamba, Allah memanggil Jibril: ”Sesungguhnya Allah mencintai fulan, maka cintailah ia, lalu Jibril mencintainya. Lalu Jibril memanggil penduduk langit:”Sesungguhnya Allah mencintai fulan, maka cintailah ia, maka penduduk langit mencintainya. Kemudian diletakkah baginya penerimaan di bumi. (Al-Bukhari, Muslim dan Al Bazzar). 

Penjelasan: 

الَمِقَةُُ Mim dibaca kasrah, qaf dibaca mukhaffafah (tanpa tasydid) artinya: cinta
Ahmad, Ath Thabraniy, dan Ibnu Abi Syaibah meriwayatkan dari Abu Umamah ra, bahwa Nabi Muhammad saw bersabda: 
الْمِقَةُ فِي السَّمَاءِ فَإِذَا أَحَبَّ اللَّهُ عَبْدًا قَالَ إِنِّي أَحْبَبْتُ فُلَانًا فَأَحِبُّوهُ قَالَ فَتَنْزِلُ لَهُ الْمِقَةُ فِي أَهْلِ الْأَرْضِ
 Cinta itu dari Allah, dan popularitas itu dari langit. Maka ketika Allah mencintai seorang hamba, Allah memanggil Jibril...
Al Bazzar meriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwa Nabi Muhammad saw bersabda: 
مَا مِنْ عَبْدٍ إِلاَّ وَلَهُ صَيْتٌ فِي السَّمَاءِ ، فَإِنْ كَانَ حَسَناً وَضَعَ فِي الأَرْضِ ، وَإِنْ كَانَ سَيِّئاً وَضَعَ فِي الأَرْضِ
tidak ada seorang hamba kecuali ia memiliki popularitas di langit. Jika baik popularitasnya diletakkan di bumi, dan jika buruk diletakkan pula di bumi. 
الصيت Shad tanpa titik dibaca kasrah, ya’ bertitik dua di bawah dibaca sukun, diikuti ta’ bertitik dua di atas. Berasal dari kata: الصَّوْتُ :suara. Seperti kata   الرِّيْحُ dari kata:  الرُّوْحُ maksudnya adalah الذِّكْرُ الْجَمِيْلُ sebutan baik, terkadang dipakai untuk lawan maknanya, dengan catatan tertentu.
إِذَا أَحَبَّ اللهُ عَبْدًا Jika Allah mencintai seorang hamba. Al Bukhariy meriwayatkan dari Abu Hurairah ra dari Nabi Muhammad saw meriwayatkan dari Rabbnya, yang berfirman: 
وَلاَ يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُُحِبَّهُ
dan hamba-Ku tidak henti-hentinya mendekatkan diri kepada-Ku dengan ibadah sunnah sehingga Aku mencintainya..
إِنَّ اللهَ يُحِبُّ فُلاَناً فَأَحِبَّهُ  sesungguhnya Allah mencintai fulan maka cintailah dia. Dalam riwayat lain فأحببه ha’ dibaca sukun, ba’ pertama dibaca kasrah dan ba’ kedua dibaca sukun, tidak di-idzgham-kan.
ثُمَّ يُوْضَعُ لَهُ الْقَبُوْلُ فِي أَهْلِ الأَْرْضِ  Kemudian diletakkan baginya penerimaan di bumi. At Tirmidziy dan Ibnu Hatim menambahkan dari jalur Sahl dari ayahnya setelah ini, kemudian Rasulullah saw membaca: 
إِنَّ الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمَنُ وُدًّا
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah yang Maha Pemurah[1]  akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.

Imam Muslim menambahkan: 
وَإِذَا أَبْغَضَ عَبْدًا دَعَا جِبْرِيلَ فَيَقُولُ إِنِّي أُبْغِضُ فُلَانًا فَأَبْغِضْهُ قَالَ فَيُبْغِضُهُ جِبْرِيلُ ثُمَّ يُنَادِي فِي أَهْلِ السَّمَاءِ إِنَّ اللَّهَ يُبْغِضُ فُلَانًا فَأَبْغِضُوهُ قَالَ فَيُبْغِضُونَهُ ثُمَّ تُوضَعُ لَهُ الْبَغْضَاءُ فِي الْأَرْضِ
Dan jika membenci seorang hamba, memanggil Jibril: Sesungguhnya Allah membenci fulan maka bencilah ia, lalu Jibril membencinya. Kemudian Jibril memanggil penduduk langit: Sesungguhnya Allah membenci fulan, maka bencilah ia, lalu penduduk langit membencinya, kemudian diletakkanlah penerimaan baginya di bumi.
Dan yang dimaksud dengan الْقَبُوْلُ : penerimaan dalam hadits di atas adalah menerimanya dengan mahabbah/cinta, berpihak kepadanya, dan meridhainya.
Dari hadits ini dapat diambil pelajaran bahwa rasa cinta ummat manusia adalah salah satu ciri cinta Allah. 
Maksud dari : 
مَحَبَّةُ اللهِ  :cinta Allah adalah: Allah menghendaki kebaikan hamba itu, mendapatkan pahala. 
Sedangkan مَحَبَّةُ الْمَلاَئِكَةِ : cinta para malaikat adalah istighfar (permintaan) ampunan malaikat bagi mereka, mengharapkan mereka mendapatkan kebaikan dunia akhirat, hati mereka berpihak kepadanya karena ketaatannya kepada Allah.
مَحَبَّةُ الْعِبَادِ  : Cinta para hamba  adalah pandangan mereka tentang baiknya kualitas mereka, mereka ingin menghindarkannya dari keburukan semaksimal mungkin. 
وَالْحُّبُّ عَلىَ ثَلاَثَةِ أَقْسَامٍ : إِلَهِيٌّ ، وَرُوْحَانِيٌّ ، وَطَبِيْعِيٌّ
Cinta itu ada tiga macam, ilahiy, ruhaniy, dan tabi’iy (alamiy). 
Hadits bab ini mencakup ketiga macam cinta tadi. Cinta Allah kepada hamba-Nya adalah cinta Ilahiy, cinta Jibril kepada manusia adalah cinta ruhani, dan cinta sesama hamba adalah cinta thabi’iy.


Taujih Tarbawi:

  1. Mendapatkan rasa cinta dari sesama manusia adalah salah satu ciri mendapatkan cinta Allah
  2. Urgensi doa dan istighfar dalam kehidupan seorang muslim. 




[1] dalam surat Maryam Ini nama Allah Ar Rahmaan banyak disebut, untuk memberi pengertian bahwa, Allah memberi ampun tanpa perantara.

No comments:

Post a Comment